Kampanye di Gunungkidul, Sandiaga Bahas Soal Masalah Kesehatan Jiwa

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 06 April 2019 | 05:22 WIB
Kampanye di Gunungkidul, Sandiaga Bahas Soal Masalah Kesehatan Jiwa
Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno meresmikan Rumah Bung Tomo menjadi Pemenangan Prabowo - Sandiaga di Malang, Jawa Timur pada Minggu (31/3/2019). [Dokumentasi Tim Sukses Prabowo - Sandiaga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabupaten Gunungkidul di DI Yogyakarta memiliki angka gangguan jiwa dan bunuh diri cukup besar. Hal ini menjadi perhatian Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno ketika berkampanye di wilayah tersebut.

Sandiaga mengatakan, isu kesehatan jiwa menjadi salah satu fokus kampanyenya. Sebab, masalah ini merupakan salah satu prioritas perhatian masyarakat di sana.

"Kita akan fokus kepada isu yang menjadi perhatian prioritas masyarakat di Gunungkidul, seperti pekerjaan, bagaimana kesejahteraan para petani, juga isu kesehatan jiwa, isu-isu milenial," kata Sandiaga di Terrace Petroek, Jalan Wonosari Km 22, Gunungkidul, Jumat (05/04/2019).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, Indonesia telah memiliki Undang-undang Kesehatan Jiwa yang disahkan pada 2014. Sayangnya, hingga saat ini peraturan turunannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) belum juga rampung.

Baca Juga: Kampanye di Gunungkidul, Sandiaga Uno Janji Berantas Korupsi Pupuk

Padahal, di dalam diatur pembentukan Institute for Mental Health. Artinya, akan ada satu pusat kesehatan jiwa nasional yang bertugas memetakan dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan jiwa di Indonesia.

Ia berjanji akan mendorong terwujudnya PP tersebut. Sebab, kasus gangguan jiwa di Indonesia sudah cukup banyak. Ia mencontohkan, di Jakarta jumlah orang dengan gangguan jiwa mencapai 20 persen, mulai dari yang ringan hingga berat.

"Gunungkidul juga, kita sampaikan, jangan sampai masalah ini tidak tertangani dengan baik," kata dia.

Masalah kesehatan jiwa, kata Sandi, harus ditangani secara promotif dan preventif. Kebijakan-kebijakan yang dibuat harus mendorong identifikasi masalah kejiwaan sejak awal.

Ia menambahkan, masalah kesehatan jiwa tak hanya terkait dengan urusan ekonomi. Ketidakadilan, kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah kesehatan lain dapat memicu gangguan jiwa, bahkan berujung pada perilaku bunuh diri. Ia berharap masalah ini dapat segera dipetakan melalui pembentukan Nasional Institute for Mental Health.

Baca Juga: Putra Amien Rais Janji Prabowo - Sandiaga Dapat 65 Persen Suara Yogyakarta

Kontributor : Sri Handayani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI