8 Klarifikasi Luhut soal Kasih Amplop ke Kyai dan Dituduh Jual Beli Suara

Jum'at, 05 April 2019 | 16:47 WIB
8 Klarifikasi Luhut soal Kasih Amplop ke Kyai dan Dituduh Jual Beli Suara
Luhut dengan Zubair Muntasor. (dok Pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengklarikasi soal video yang memperlihatkan dirinya tengah memberikan amplop kepada seorang kiai. Amplop yang diberikan itu disebut Luhut sebagai bisyaroh.

Luhut mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan kiai Zubair Muntasor terjadi saat dirinya mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Cholil di Bangkalan pada Sabtu (30/3/2019). Silahturahmi itu biasa dilakukan Luhut sejak dirinya menjadi Komandan Korem 081/Dhirotsaja Jaya di Madiun, Jawa Timur pada 1995.

"Bagi saya keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/4/2019).

Kebiasaan itu kata Luhut membuat dirinya mengenal Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang memberikan pelajaran dirinya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam dan tentang Islam sebagai agama yang membawa kedamaian.

Baca Juga: ACTA Sebut Luhut Diiringi Mobil Kampanye Jokowi saat Temui Kyai Zubair

Berikut 8 klarifikasi Luhut dalam pernyataan persnya:

Sehubungan dengan beredarnya video kunjungan saya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil di Bangkalan, berikut klarifikasi saya:

1. Kunjungan saya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan pada Sabtu 30 Maret 2019, merupakan bentuk silaturahmi.

2. Silaturahmi di pondok pesantren sudah biasa saya lakukan sejak menjadi Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun Jawa Timur pada tahun 1995. Bagi saya keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI.

3. Dari kebiasaan itulah saya mulai mengenal almarhum Gus Dur yang kemudian banyak mengajari saya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam, dan tentang Islam yang membawa kedamaian.

Baca Juga: Gegara Amplop Putih, Akhirnya Luhut Binsar Panjaitan Dilaporkan ke Bawaslu

4. Khusus mengenai kunjungan ke Bangkalan, saya sengaja menjenguk KH. Zubair Muntasor yang saya dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut saya ceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi Beliau.

5. Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi.

6. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, saya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019.

7. Saya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH. Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya.

8. Saya mengimbau kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk, dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan. Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite. Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik.

Demikian klarifikasi ini saya sampaikan dengan harapan dapat menghentikan fitnah atau kabar bohong yang diedarkan. Terimakasih.

Jakarta, 5 April 2019
Luhut B. Pandjaitan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI