Suara.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) menyebut pelaku yang melakukan peretasan sekaligus menyebar foto syur akun media sosial (medsos) Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean adalah pemilik kekuatan besar. Pemilik kekuatan tersebut disebut sedang kalap menjelang Pemilu 17 April nanti.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara BPN, Andre Rosiade. Ia menyebut tidak mungkin yang melakukan peretasan pada akun Ferdinand berasal dari rakyat biasa.
"Siapa yang bisa di republik ini? Patut diduga itu orang yang punya kekuatan luar biasa ya tidak mungkin rakyat jelata melakukan hal itu," ujar Andre di kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019).
Menurut Andre, di kubu BPN tidak hanya Ferdinand yang mengalami peretasan akun medsosnya. Ia menyebut beberapa nama seperti Hashim Djojohadikusumo, Faldo Maldini, Imelda Sari dan beberapa pejabat BPN pernah mengalami hal serupa dengan Ferdinand. Kejadian tersebut dianggapnya sebagai kemunduran demokrasi yang perlu diungkap.
Baca Juga: Alat Bukti Kasus Foto Syur Editan Ferdinand Ditelisik di Lab Digital Polri
"Ini kemunduran demokrasi ini yang perlu diungkap siapa pelaku yang meretas, menghack, mengkloning Handphone di kubu BPN, yang ambil alih WhatsApp kami, Twitter kami, Instagram kami yang kloning itu siapa?" tutur Andre.
Ia juga menyebutkan adanya cara-cara otoriter yang dilakukan untuk mengadu domba lewat media sosial. Menurut Andre peretasan itu dilakukan karena ada kubu yang takut kalah dan akhirnya kalap.
"Ini mulai cara-cara otoriter. Bayangkan WhatsApp orang diambil alih lalu setelah mbak Imelda diambil alih lalu twitter ferdinand di retas diambil alih lalu adu domba yang lain ini menunjukkan ada yang kalap, ada yang takut kalah," pungkas Andre.