Suara.com - Pemerintah, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutanan (KLHK) kembali menyelenggarakan "Indogreen Environment and Forestry Expo (IEFE) 2019". IEFE Expo tahun ini diselenggarakan di Kota Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, saat mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), mengungkapkan, gelaran tahunan ini akan dimeriahkan dengan hadirnya produk-produk hasil hutan dari seluruh Indonesia. IEFE 2019 diikuti sekitar 100 peserta yang berasal dari instansi pemerintah pusat, daerah, dan para pegiat lingkungan.
Dengan tema, “Integrasi dan Sinergi Industri Pada Sektor Kehutanan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”, IEFE 2019 diharapkan semakin mendekatkan impian Indonesia menjadi champion dalam perdagangan produk kayu legal dan hasil hutan bukan kayu di pasar global.
"Kata kunci sinergi merupakan hal yang penting antara hulu dan hilir, dan saat ini kita sudah memasukan konfigurasi bisnis yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat," tutur Bambang, saat membuka IEFE 2019 di Celebes Convention Center Makassar, Sulsel, Kamis (4/7/2019).
Baca Juga: Kasus Pencurian Satwa Liar, KLHK : Komodo Ternyata Juga Ada di Flores
Menurutnya, pada 2018, tercatat 12,17 miliar dolar AS disumbangkan sebagai devisa negara dari aktivitas perdagangan sektor hasil hutan.
"Angka ini merupakan rekor tertinggi yang dicatatkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, dan merupakan wujud keberhasilan pemerintah dan para stakeholder sektor LHK, yang telah melakukan langkah-langkah koreksi (corrective actions) untuk perbaikan pengelolaan sektor LHK," lanjutnya.
Selain ingin membangkitkan optimisme dalam industri sektor LHK, Bambang juga menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen dalam mengedepankan akses masyarakat untuk memanfaatkan hutan melalui Perhutanan Sosial.
"Berbagai langkah korektif telah dilakukan pemerintah, seperti moratorium pembukaan izin baru, mendorong kerja sama hutan sosial, serta membangun konfigurasi bisnis baru. Keterkaitan dengan pameran ini adalah bagaimana konfigurasi bisnis baru bisa terlaksana," ujarnya.
Hingga 1 April 2019, realisasi Perhutanan Sosial telah mencapai 2,61 juta hektare bagi 656.569 kepala keluarga (KK) dan dalam 5.572 kelompok tani pada 314 kabupaten. Sementara di Provinsi Sulsel sendiri, realisasi Perhutanan Sosial telah mencapai 86.686,04 hektare bagi 41.443 KK dalam 505 kelompok.
Baca Juga: KPK dan KPU akan Umumkan LHKPN Anggota Legislatif ke Publik
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sulaiman Sudirman, menyampaikan apresiasinya atas terpilihnya kota Makasar sebagai tuan rumah IEFE 2019. Ia menuturkan, Pemerintah Sulsel sangat terbuka untuk mendukung program-program KLHK, khususnya terkait upaya rehabilitasi hutan dan lahan di Sulsel, yang menjadi target terbesar di tahun ini.