Menyerah, Teroris ISIS Ini Bertanya: Apa di Sini Ada Restoran McDonalds?

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 02 April 2019 | 17:20 WIB
Menyerah, Teroris ISIS Ini Bertanya: Apa di Sini Ada Restoran McDonalds?
Teroris ISIS asal Inggris, Hamza Parvez alias Abu Hamza Al Britani, melontarkan pernyataan lucu ketika kali pertama diwawancarai awak media setelah ditangkap di Suriah. [Washington Post]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teroris ISIS asal Inggris, Hamza  Parvez alias Abu Hamza Al Britani, melontarkan pernyataan lucu ketika kali pertama diwawancarai awak media setelah ditangkap di Suriah.

Hungry Hamza, begitu ia biasa disapa, ditangkap di Suriah setelah benteng terakhir ISIS di kawasan Baghouz seusai kekhalifahan Abu Bakr Al Baghdadi runtuh.

Kala melakoni sesi wawancara, Hamza melontarkan pertanyaan “di mana gerai restoran McDonald terdekat?”

Hanza adalah warga London barat. Ia bergabung dengan ISIS di Suriah pada lima tahun silam, demikian dilaporkan The Washington Post, Selasa (2/4/2019).

Baca Juga: Jonatan Hanya Butuh 34 Menit untuk Melaju ke Babak Kedua Malaysia Open 2019

Ketika ISIS masih jaya-jayanya, Hamza dikenal sebagai sosok yang angkuh dan begitu mengelu-elukan Abu Bakr Al Baghdadi melalui akun media sosialnya.

Unggahan berisi kepongahan Hamza mulai berkurang sejak wilayah ISIS di Irak maupun Suriah mulai tergerus dan berhasil diambilalih oleh pasukan gabungan. Setelahnya, nasib Hamza tak diketahui.

Namun bulan lalu, Hamza terdata masuk di antara 50 orang warga Inggris yang menyerah kepada pasukan Kurdi Suriah.

Ketika diwawancarai oleh jurnalis di sebuah penjara utara Suriah, dia cuma melontarkan satu pertanyaan kepada awak media.

"Aku tak perlu tahu di kota mana saya ditahan. Tapi, bisakah aku bertanya, apakah ada McDonald di sini?” kata Hamza yang dikelili pasukan Kurdi.

Baca Juga: Dihantam Ombak, Destinasi Wisata Batu Payung Ambruk

Setelahnya, ia baru mau berbicara mengenai kondisi kehidupan di Baghouz jelang keruntuhan ISIS. Ia menyebut tinggal di kompleks perkemahan sisa-sisa pasukan ISIS.

“Tak ada makanan untuk orang-orang kecil seperti saya di Baghouz. Makanan hanya diperuntukkan bagi pemimpin-pemimpin. Saya pernah memegang anak-anak yang sekarat karena kelaparan di sana,” tuturnya.

Karena itulah, Hamzah mengakui kekinian menyesali keputusannya dulu bergabung ke ISIS. Ia juga mengatakan, pemimpin ISIS memanipulasi Islam untuk kepentingan sendiri.

"Apa yang terjadi benar-benar mengerikan," kata dia. "Mereka memanipulasi islam. Bagi saya, Islam ada kebenaran, tapi mereka sudah merekayasanya.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI