Meski Terpecah, Pemimpin Arab Kompak Tolak Keputusan AS Soal Golan

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 01 April 2019 | 16:47 WIB
Meski Terpecah, Pemimpin Arab Kompak Tolak Keputusan AS Soal Golan
Bendera Suriah terlihat di hadapan para lelaki tua Druze yang menghadiri protes menentang pengakuan Presiden AS Donald Trump atas aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan, di desa Druze, Buqata di wilayah yang dicaplok Israel pada 30 Maret 2019. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Presiden AS Donald Trump mengangkat Proklamasi yang ditandatangani di Dataran Tinggi Golan bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Ruang Penerimaan Diplomatik di Gedung Putih di Washington, DC, Senin (25/3/2019). (Foto: AFP)
Presiden AS Donald Trump mengangkat Proklamasi yang ditandatangani di Dataran Tinggi Golan bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Ruang Penerimaan Diplomatik di Gedung Putih di Washington, DC, Senin (25/3/2019). (Foto: AFP)

Perselisihan

Pertemuan puncak di Tunis mendatangkan para penguasa dari Arab Saudi dan Qatar untuk pertama kali pada acara yang sama sejak tahun 2007 ketika Riyadh dan para sekutunya memberlakukan boikot ekonomi dan politik atas Doha.

Namun sang amir Qatar meninggalkan pertemuan itu segera setelah Sekjen Liga Arab Ahmed Abuoul Gheit memuji cara Arab Saudi dalam menangani kepemimpinan bergilir Liga Arab tahun lalu, demikian siaran langsung televisi.

Kantor berita Qatar tidak menyebut mengapa Tamim meninggalkan pertemuan itu, tetapi kantor berita Tunisia TAP melaporkan sebagian delegasi Qatar masih mengikuti pertemuan.

Baca Juga: Jet Tempur China Hilir Mudik di Wilayahnya, Taiwan Meradang

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menuding Qatar mendukung terorisme dan mengatakan negara itu menjalin hubungan nyaman dengan Iran. Doha membantah tuduhan tersebut.

Perselisihan itu dimediasi oleh Kuwait dan Amerika Serikat, yang mengimbau negara-negara Arab bersatu menentang pengaruh Iran di kawasan.

Raja Salman, yang negaranya telah lama berseteru dengan Iran untuk berebut pengaruh, menyerukan perlawanan dilakukan atas apa yang disebutnya sebagai "kebijakan agresif rezim Iran". Dia mengatakan Iran mencampuri urusan Arab, tudingan yang Teheran bantah.

Negara-negara Arab masih terbelah terkait berbagai isu, termasuk bagaimana mengatasi protes-protes prodemokrasi yang telah pecah di kawasan sejak tahun 2011.

Para pemimpin Sudan dan Aljazair tak menghadiri pertemuan Ahad itu karena kedua negara sedang dilanda protes-protes antipemerintah.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan 20 Anggota DPRD Bekasi di Sidang Meikarta

Kursi Suriah tampak kosong di pertemuan puncak itu. Damaskus telah ditangguhkan dari keanggotaan Liga Arab sejak tahun 2011 akibat tindakan keras yang dilakukannya pada permulaan perang saudara di negara itu. Liga Arab belum membuat keputusan untuk mengikutsertakan Suriah ke dalam organisasi tersebut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI