Incar Mobil ATM untuk Pendanaan, Satu Tersangka Teroris Ditangkap,

Senin, 01 April 2019 | 16:42 WIB
Incar Mobil ATM untuk Pendanaan, Satu Tersangka Teroris Ditangkap,
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. [Suara.com/ Novian Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu orang tersangka teroris berinisial WP alias Sahid ditangkap Densus 88 Antiteror pada Kamis (28/3/2019) di rumah kontrakannya di Desa Bojong Malaka, Kecamatan Balendah, Kabupaten Bandung.

WP diduga kuat masih ada kaitan dengan pelaku teror yang berada di Sibolga, Sumatera Utara.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan WP beserta anggota kelompoknya yang terdiri enam hingga delapan orang sudah merencanakan dan memetakan penyerangan di beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Meski begitu, saat ini target dari kelompok tersebut masih mempersiapkan dan mengumpulkan dana untuk melamcarkan aksi mereka.

Baca Juga: Warganet Sangka Kampanye Unik Partai, Ternyata yang Lewat Konvoi Ini

"WP ini adalah kaki tangan, otak dari pelaku ini inisialnya A. Masih diburu bersama enam sampai delapan orang lainnya," kata Dedi di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).

Dedi berujar, kelompok tersebut mengincar mobil pembawa uang yang dikirimkan untuk pengisian ATM sebagai sumber dana dalam aksi teror.

"Setelah mereka mendapat uang dari aksi perampokan terhadap mobil yang membawa uang yang akan membawa ATM. (Mereka) membeli peralatan dan kemudian mereka akan melakukan fai atau amaliyah di Jawa Barat kemudian Jawa Timur. Ini perkembangan untuk kelompok JAD yang akan melaksanakan aksi terorisme di Jawa khususnya," tutur Dedi.

Mengenai kepastian waktu aksi teror akan dilakukan, Dedi menyatakan masih dalam pendalaman Densus 88.

Sedangkan, target utama penyerangan berada di Jawa Timur disebabkan otak dari pelaku teror juga berada di lokasi tersebut.

Baca Juga: Surabaya Hapus Denda Pajak PBB, Bukan Hoaks

Selama ini, kata Dedi, kelompok tersebut memanfaatkan jejaring media sosial dalam merencanakan aksi teror mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI