Fakta Baru Aksi Guru Cabul di Sumbar, Korban Tak Hanya dari Satu Sekolah

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 01 April 2019 | 10:20 WIB
Fakta Baru Aksi Guru Cabul di Sumbar, Korban Tak Hanya dari Satu Sekolah
Ilustrasi pelaku pencabulan anak di Surabaya. (Beritajatim.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat meradang, ini karena terungkapnya aksi sodomi yang dilakukan seorang oknum guru honor di SD Negeri 4 Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota kepada siswa-siswanya.

Perbuatan cabul yang sudah dilakukan sejak tahun 2017 ini diduga sudah memakan banyak korban. Sejumlah sekolah akan ditelusui mencari para korban untuk dilakukan rehabilitasi mental dan psikologis. Termasuk membantu tugas kepolisian.

“Laporan yang kami terima, guru YT ini juga mengajar di beberapa sekolah. Ada juga di SMP daerah Taeh Baruah juga. Jadi berkemungkinan ada juga pelajar lain yang jadi korban selain di SD yang ia ajar. Kami akan menelusuri para korban ke sekolah bersama Dinas P2KBP3A,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Indrawati kepada Covesia.com (jaringan Suara.com), Jumat (29/3/2019).

Indrawati juga mengatakan, inisiatif ini dilakukan setelah mendapat kabar dari pihak kepolisian bahwa ada juga korban yang sudah duduk di bangku SMA. Jadi besar kemungkinan korban tersebut adalah dari SMP yang diajarnya.

Baca Juga: Diperiksa Tersangka Kasus e-KTP, Markus Nari Bakal Ditahan KPK Hari Ini?

“Guru itu kemungkinan juga melakukan hal yang sama kepada siswa SMP tersebut. Lagipula, istrinya juga mengajar di SMP itu juga,” ucap Indrawati.

Di kalangan guru dan masyarakat, guru YT ini dikenal sebagai orang yang pintar, kreatif dan gigih. Dirinya banyak mengajar kurikulum ekstrakurikuler di beberapa sekolah. Bahkan ada mengajar kegiatan pramuka di sekolah swasta di Kota Payakumbuh.

“Dia aktif kegiatan ekstrakulikuler di beberapa sekolah lainnya. Bahkan ada juga mengajar Pramuka di SMA di daerah tetangga,” katanya.

Rencana Indrawati untuk menelusuri para korban ke sekolah-sekolah ini dimaksud untuk mendata para korban yang akan diberikan pendampingan rehabilitasi mental dan psikologis melalui dinas P2KBP3A. Agar di kemudian hari tidak berdampak pada psikologis anak saat dewasa nanti.

“Kami dengar korban cabul sodomi ini bisa mempengaruhi psikologis anak. Bisa jadi dewasa nanti bisa melakukan hal yang sama. Jadi itu yang kami antisipasi dari sekarang. Agar hal serupa tidak terjadi dikemudian hari,” ujar dia.

Baca Juga: Diiringi 'Kemesraan', Dua Gestur Prabowo Subianto untuk Titiek Soeharto

Sebelumnya, masyarakat Kenagarian Taeh Baruah, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar dihebohkan oleh perbuatan seorang oknum guru honorer yang menyodomi belasan anak muridnya. Aksi ini baru terbongkar pada Rabu (27/03/2019) setelah keluarga korban mengepung rumah pelaku.

Setidaknya sudah ada 12 korban yang berhasil diungkap oleh polisi. Namun jumlah korban itu diperkirakan bisa bertambah.

Setelah diusut oleh pihak Polres Payakumbuh, aksi bejat pelaku ini telah berlangsung sejak tahun 2017 dan puluhan anak murid telah menjadi korban. Setiap aksinya, pelaku mengiming-imingi nilai bagus kepada anak murid dan memberikan uang jajan sebesar Rp 5 ribu. Bagi siswa yang menolak, diancam akan diberi nilai jelek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI