Suara.com - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengomentari data Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto soal kecilnya anggaran pertahanan nasional dibanding anggaran pertahanan milik Singapura. Menurutnya, menaikkan anggaran pertahanan nasional tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Prabowo menjelaskan dalam debat bahwa anggaran pertahanan Indonesia saat ini hanya sebesar 5 persen dari total APBN atau 0,8 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto. Menurut Luhut, angka itu bisa ditingkatkan dengan melihat keseimbangan pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, menurutnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan meningkatkannya secara bertahap hingga 1,5 persen.
"Itu kan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi jadi nggak bisa dong maen naikin aja, jadi goyang dong keseimbangan APBN kita, kan tidak sesederhana itu," kata Luhut di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Luhut juga menilai kalau 1 persen dari GDP saja bisa dicapai oleh Jokowi, maka negara akan mendapatkan sekitar Rp 150 hingga Rp 160 triliun. Kembali lagi Luhut menekankan bahwa untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah karena harus melihat juga sisi keseimbangan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Soal Anggaran Pertahanan, Prabowo: Pilih Gue Jadi Presiden Dulu
"Kalau udah sampai 1,5 itu mungkin sampai kepada angka Rp 200 triliun, angka Rp 200 triliun sudah besar sekali. Jadi kita juga jangan mudah (ingin) nambah. Karena Rp 200 triliun itu juga tidak mudah," pungkasnya.