Suara.com - Capres nomor urut 01 Joko Widodo mengklaim telah membubarkan 23 lembaga lantaran dianggap tidak efektif dalam roda pemerintahan. Alasan Jokowi telah memangkas puluhan instansi itu agar bisa memberikan pelayanan secara efisien kepada masyarakat.
"Kita bubarkan 23 lembaga yang ada, agar lebih ramping dan tidak berbelit-belit," kata Jokowi saat memaparkan argumennya dalam debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.
Dalam debat ini, Jokowi mengklaim terus mengedapankan pelayanan berbasis elektronik. Sebab, dia mengangggap di era digital ini, pelayanan berbasis online itu harus dilakukan secara cepat. Dia pun mengaku akan terur menetapkan reformasi tata kelola agar pelayanan terhadap masyarakat tidak bertele-tele.
"Kecepatan sagat diperlukan, pelayanan berbasis elekteronik seperti e gorverment, e budgeting sangat-sangat diperlukan dalam era di gital ke depan," kata dia.
Baca Juga: CEK FAKTA: Prabowo Sebut Anggaran Hankam Terlalu Kecil, Ini Faktanya
Acara debat yang hanya menampilkan Jokowi dan pesaingnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, dan hubungan internasional. Debat keempat Pillpres ini dipandu oleh dua moderator, yakni Zulfikar Naghi dan Retno Pinasti.
Ada sembilan panelis dari unsur akademisi dan perwakilan masyarakat dilibatkan dalam debat tersebut. Mereka di antaranya Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga Prof DR Zakiyuddin Mag, Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dr J Haryatmoko SJ, Dekan Fisip Universitas Gadjah Mada Dr Erwan Agus Purwanto Msi, dosen politik UI Dr Valina Singka Subekti, Sekjen Transparency International Indonesia, Dadang Tri Sasongko.
Kemudian, Rektor Universitas Cenderawasih, Dr Ir Apolo Safanpo ST MT, Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf, dosen Hubungan Internasional Fisip Unair Drs I Basis Eko Soesilo MA, dan dosen FISIP UI Dr Kusnanto Anggoro.