Suara.com - Wafatnya Dian Al Mahri, pendiri Masjid Kubah Emas, Jumat (29/3/2019) lalu, menyisakan duka mendalam bagi warga Depok dan sekitarnya.
Betapa tidak, berkat salah satu sumbangsih almarhumah pulalah Kota Depok bisa lebih dikenal secara luas di masyarakat umum.
Utamanya setelah didirikannya Masjid Kubah Emas yang juga dikenal hingga kawasan Asia Tenggara.
Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 7.000 meter persegi dari total lahan seluas 70 hektar.
Baca Juga: Pesan Menyentuh Mendiang Pendiri Masjid Kubah Emas untuk Anak Cucu
Bangunan masjid ini memiliki lima kubah yang bermakna lima Rukun Islam. Kemudian ada juga enam menara yang menandakan enam Rukun Iman.
Ratu Ayu Novianti, anak kedelapan Dian Al Mahri, mengungkapkan bahwa arsitektur Masjid Kubah Emas didesign sendiri oleh almarhumah. Dibantu oleh arsitek Uke Setiawan.
Bangunan Masjid Kubah Emas, kata Ratu Ayu, terbilang mewah karena materialnya didatangkan dari luar negeri. Granit dari Brasil, sedangkan emas yang melapisi kubah berasal dari Italia.
"Masjid ini dibangun cukup lama sekitar 6 sampai 7 tahun, sampai akhirnya dibuka untuk umum. Bahkan masjid ini menjadi destinasi wisata warga Depok dan sekitarnya," ujar Ratu Ayu usai mengantarkan jenazah ibunda tercintanya ke tempat peristirahatan terakhir di komplek Masjid Kubah Emas, Depok, Jumat (29/3/2019).
Ditanya soal biaya yang dihabiskan almarhumah untuk membangun Masjid Kubah Emas, Ratu Ayu mengaku tidak tahu.
Baca Juga: Turun Gunung, Susy Sparring Lawan Georgia Cs, Alasannya Bikin Bangga
"Kami sebagai anak, tidak boleh menghitung berapa biaya yang dikeluarkan. Jadi sesuatu yang sudah diberikan, katanya jangan diingat lagi," ungkapnya.