OTT Serangan Fajar Bowo, BPN: Apa Amplop Sudah Ada Kode Capres Tertentu?

Sabtu, 30 Maret 2019 | 01:15 WIB
OTT Serangan Fajar Bowo, BPN: Apa Amplop Sudah Ada Kode Capres Tertentu?
cuitan Dahnil Anzar yang curiga isi amplop OTT Golkar (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak mempertanyakan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi yang tak membuka barang bukti amplop serangan fajar milik politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso. Dahnil mencurigai isi amplop ini muncul kode capres tertentu.

Pernyataan ini diutarakan oleh Dahnil melalui Twitter @dahnilanzar menyusul ditangkapnya Bowo dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. KPK mengamankan barangbukti uang tunai sejumlah Rp 8 miliar yang disimpan dalam 400 ribu amplop.

Saya apresiasi OTT terhadap politisi Golkar, tapi bu Basaria @KPK_RI kenapa tidak dibuka dan tunjukkan 400 ribu amplop-amplop yang berisi uang @0 ribuan dan 50 ribuan yang diduga ada cap jempolnya itu?” kata Dahnil seperti dikutip Suara.com, Jumat (29/3/2019).

Dahnil pun semakin curiga lantaran KPK tidak membeberkan satu per satu amplop yang sudah berisi uang pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu. Dahnil sangat yakin amplop itu sudah berisi kode capres tertentu sehingga seharusnya dibuka agar publik mengetahui kebenarannya.

Baca Juga: Geledah Kantor PT Inersia, KPK Sita Dokumen di Kantor Milik Bowo Sidik

Kebiasaan @KPK_RI ketika konpres membuka barang bukti, kenapa Bu Basaria melarang membuka barang bukti termasuk 400 ribu amplop2 yang sudah ada kode2 capres tert4entu tersebut. Publik perlu tahu,” ungkap Dahnil.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan memastikan uang sebesar Rp 8 miliar yang sudah dimasukkan dalam 400 ribu amplop terpisah itu digunakan oleh Bowo untuk kepentingan serangan fajar pada pemilihan anggota legislative nanti. Basaria memastikan amplop itu tidak ada kaitannya dengan Pilpres.

“Untuk sementara dari hasil tim kami, beliau mengatakan bahwa saya ini memang dalam rangka kepentingan logistik pencalonan dia sendiri sebagai anggota DPR, dia akan maju kembali. Jadi, tidak ada keterlibatan tim sukses yang lainnya,” kata Basaria.

Bowo Sidik Pangarso pun telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap terkait kerjasama pengangkutan pelayaran. Bowo diduga menerima suap dari Manajer Pemasaran PT Humpuss Transportasi Kimia Asty Winasti.

Baca Juga: Ini Alasan KPK Tak Buka Amplop Bowo Sidik untuk Serangan Fajar di Pemilu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI