Karenanya, perlu ada keterbukaan pihak manajemen Gojek untuk membatasi kuota mitra drivernya agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
"Pikirkan suply dan demand nya, jangan karena Gojek hanya mikir satu sisi makin banyak mitra makin (keuntungan) baik buat Gojek," cetusnya.
Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya yang menjadi moderator acara, memaklumi persoalan transportasi ojek online sudah sangat masif ada dimana-mana. Tak terkecuali di Bogor yang semrawut juga dengan angkotnya.
"Saya pikir semua Pemerintah Kota mengalami hal yang sama, perlu ada forum lebih tinggi lagi. Persoalan ini akan kami bahas untuk bisa sampai di forum Kementerian Perhubungan," katanya.
Baca Juga: Kisah Eko Saiful Pengemudi Ojek Online Bertangan Satu
Damar Juniarto VP Public Policy and Government Relation Gojek, menjelaskan jika perhitungan kuota mitra driver Gojek tiap daerah ada ketentuannya.
"Berapa ketentuan jumlahnya, masih kami hitung karena kebutuhan masyarakat akan transportasi online sangat tinggi, dan pada Juni 2019 kami akan beri perhitungan kuotanya," jelasnya.
Pihaknya juga menyatakan, persoalan lahan dan parkir mitra driver sudah ada dalam rencana program Gojek. Yakni bekerjasama dengan para hotel, mall, dan tempat pelayanan umum lainnya untuk menyediakan lahan drop antar jemput.
"Di beberapa kota sudah kami lakukan kerjasama lahan drop antar jemput, ini akan menghindarkan kemacetan dan kesemrawutan," tukasnya.
Kontributor : Adam Iyasa
Baca Juga: Grab Belum Putuskan Terima atau Tolak Tarif Ojek Online Baru