“Kalau kita denger sayup-sayup ya ada yang bilang nggak penting, di sosial media juga banyak yang keluarin hate speech, cuman kita nggak lihat itunya sih. Banyak oprang yang bilang bahwa (gerakan) seperti ini harus diikuti di setiap kota,” tuturnya.
Ferdy menambahkan kalau hasil dari gerakan eksperimental tersebut bisa menularkan ide dari para siswa-siswi yang menginginkan Bhinneka Tunggal Ika tidak dilepaskan meskipun berbeda pilihan politik. Meskipun belum bisa berpastisipasi di Pemilu, namun siswa-siswi tersebut memiliki harapan melihat Indonesia tetap bersatu tanpa harus terpecah belah hanya karena dukungan di Pemilu yang berbeda.
“Kebanyakan dari mereka punya instagram, dan feed instagram mereka kadang dipenuhi hal-hal demikian, ini kok dipenuhi hal-hal seperti itu. Yang seharusnya diajarkan untuk tidak seperti ini, mereka tahu dasarnya, sebelumnya kita nggak pernah kaya gini.
“Tulisan di kertas itu ide mereka, Indonesia punya rumusan ini loh Bhinneka Tunggal Ika tapi kenapa sekarang malah hilang,” pungkasnya.
Baca Juga: Begini Tata Kelola Pemerintahan Jokowi Jika Menang Pilpres 2019