Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah murka karena Nenek Irah dituduh mendapat imbalan uang Rp 500 ribu agar bisa memeluk dan mencium kening Capres nomor urut 02 Capres Prabowo Subianto di atas panggung saat kampanye di Nusa Tenggara Barat, Selasa (26/3/2019).
Menurutnya, tuduhan terhadap Papuk Irah, sapaan Nenek Irah merupakan sebuah fitnah, menyusul adanya bantahan dari Papuk Irah bahwa dirinya menerima uang.
Dalam akun Twitter @Fahrihamzah, Fahri mengatakan adanya fitnah terhadap Papuk Irah mengharuskan rakyat untuk mengakhiri rezim kepemimpinan Capres petahana Joko Widodo (Jokowi).
"Persekusi terhadap pendukung @prabowo dan @sandiuno adalah cara bangsa kita mengakhiri kepemimpinan yang bikin kita terluka...pengorbanan #PapuqIrah dan #NenekRoisah korban fitnah takkan sia2...kita akan mengakhiri rezim ini secara damai...," cuit Fahri seperti dikutip Suara.com, Kamis (28/3/2019).
Baca Juga: Rekam Jejak Bowo Sidik Pangarso, Anggota DPR yang Terjaring OTT KPK
Sebelumnya, Nenek Irah mendadak menjadi terkenal karena peluk Calon Presiden Prabowo Subianto saat kampanye di Nusa Tenggara Barat, Selasa (26/3/2019). Nenek Irah bersumpah tidak menerima uang Rp 500 ribu dari Prabowo. Ia membantah dibayar saat diajak naik ke atas panggung di Lapangan Karang Pule.
"Demi Allah, saya tidak terima uang Rp500 ribu atau dibayar untuk naik panggung sama Prabowo," ujar Nenek Irah.
Menurut Nenek Irah, dirinya menghadiri kampanye terbuka Prabowo di Karang Pule itu atas kemauannya sendiri karena dari dulu ingin bisa melihat Prabowo.
"Saya sempat dilarang menghadiri kampanye Prabowo tersebut sama Ibu Kaling, tapi saya nekat datang sampai di depan panggung karena ingin lihat Prabowo langsung," katanya lagi.
Baca Juga: Dikritik Tarif MRT Mahal, Anies Malas Berikan Komentar