Ngamuk hingga Vonis 8 Bulan Penjara, Begini Perjalanan Kasus Hercules

Rabu, 27 Maret 2019 | 19:13 WIB
Ngamuk hingga Vonis 8 Bulan Penjara, Begini Perjalanan Kasus Hercules
Terdakwa kasus perkara penyerobotan lahan tanpa izin Hercules Rosario Marshal mengikuti sidang putusan di Pengadilan Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (27/3). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hercules Rosario Marshal atau lebih dikenal dengan panggilan Hercules diputuskan bersalah atas kasus penyerobotan lahan di Kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Hercules pun dijatuhi hukuman selama 8 bulan penjara.

Saat menjalani siding putusan, Hercules pun sempat mengamuk setibanya di Pengadilan Jakarta Barat. Dia menyerang jurnalis yang berusaha mengabadikan gambarnya saat tiba di pengadilan.

Bahkan, di dalam persidangan pun, Hercules sempat mengusir beberapa polisi yang berjaga. Ia meminta polisi tak perlu menjaganya lantaran ia bukanlah seorang teroris.

Berikut Suara.com merangkum perjalanan kasus Hercules:

Baca Juga: Kasus Suap Taufik Kurniawan, Tasdi Akui Belajar Dari Yahya Fuad

1. Kuasai Lahan di Kalideres

Hercules diamankan oleh pihak kepolisian sejak 21 November 2018 lalu. Ia diringkus usai memerintahkan preman untuk melakukan penyerangan dan penguasaan lahan di PT Nila, Kalideres, Jakarta Barat.

Tak hanya menguasai lahan saja, Hercules pun melakukan pemalakan dengan meminta uang senilai Rp 500 ribu tiap bulannya kepada pihak perusahaan.

Saat diamankan di kediamannya di Kompleks Kebon Jeruk Indah Blok E 12A, Kembangan, Jakarta Barat, Hercules tidak melakukan perlawanan apapun.

“Pimpinan kelompok preman ini (Hercules) diketahui sebagai aktor utama dari penyerangan kantor PT Nila, yang saat itu diserang oleh 60 orang preman yang menggunakan senjata tajam,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi.

Baca Juga: Vonis Rendah, Hercules Kepalkan Tangan dan Pendukung Bersorak di Sidang

Polisi pun menetapkan Hercules sebagai tersangka. Ia menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 16 Januari 2019.

2. Dituntut 3 Tahun Penjara

Usai seluruh pemberkasan dinyatakan lengkap, Hercules pun menjalani persidangan. Dalam sidang pembacaan tuntutan, Hercules dituntut 3 tahun kurungan penjara atas kasus penyerobotan lahan tanpa izin.

Dalam tuntutan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), Hercules dinilai telah melanggar pasal 170 ayat 1 KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP seperti tertuang dalam dakwaan pertama. Jaksa juga mempertimbangkan beberapa hal yang memberatkan Hercules.

Hal yang memberatkan itu antara lain Hercules yang sebelumnya sudah pernah menjalani hukuman penjara, aksi Hercules uang merugikan orang lain dan meresahkan masyarakat luas hingga ia yang tidak mengakui perbuatannya dan menyesalinya.

3. Jaksa Tak Punya Saksi Mata

Setelah menjalani sidiag tuntutan, Hercules membacakan pledoi atau pembelaan yang diwakili oleh sang kuasa hukum yakni Anshori. Dalam pembacaan pledoi itu, Hercules meminta agar ia dibebaskan dari kasus perusakan lahan.

Hercules berdalih, selama persidangan berlangsung pihak jaksa tidak mampu menghadirkan satu saksi pun yang melihat secara langsung Hercules melakukan atau memerintahkan anak buahnya untuk melakukan perusakan lahan.

“Bahwa dalam fakta persidangan, tidak ada satu saksi pun yang dihadirkan oleh saudara dan saudari Jaksa Penuntut Umum yang melihat atau menyaksikan tidak Hercules Rosario Marshal alias Hercules pada saat kejadian menyuruh atau memberikan komando atau melakukan perusakan terdapat engsel pintu kantor PT Nila Alam,” kata Anshori di persidangan.

4. Diputuskan Penjara 8 Bulan

Tiba saatnya pembacaan sidang vonis, Hercules sempat mengamuk di hadapan jurnalis. Bahkan ia pun sempat mengusir polisi yang berjaga di dalam ruang sidang.

Dalam sidang itu, majelis hakim memutuskan Hercules bersalah dan menjalani hukuman selama 8 bulan penjara atas kasus penyerobotan lahan yang membelitnya.

“Menyatakan terdakwa Hercules terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta memaksa masuk ke pekarangan tertutup dengna melawan hukum,” kata hakim ketua Rustiyono dalam persidangan.

Vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yakni mencapai 3 tahun penjara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI