Kepada koresponden ABC News, Nur Dhania mengungkapkan, kabur adalah bukan hal yang mudah hingga menemukan seseorang yang bersedia menyelundupkan mereka ke perbatasan tanpa diketahui rezim ISIS di Suriah.
Bahkan keluarga Nur Dhania berulang kali menjadi korban penyelundup nakal. Seorang penyelundup pertama mencuri barang-barang mereka termasuk uang, ponsel, dan laptop. Penyelundup kedua juga menipu mereka.
Akhirnya, penyelundup ketiga membawa mereka ke perbatasan Kurdistan, tempat mereka nyaris tidak ditembak oleh penembak jitu ketika mereka melewati pos pemeriksaan.
Keluarga itu menghabiskan dua bulan tinggal di tenda-tenda di sebuah kamp pengungsi PBB yang dijaga oleh pasukan Kurdi.
Baca Juga: Melongok Bagian Dalam Rumah Jalangkung yang Buat Heboh Warga Depok
Nur Dhania kemudian bertemu dengan seorang jurnalis di kamp. Kepada jurnalis itu ia mengatakan bahwa itu adalah kesalahannya bahwa dia dan keluarganya berakhir di sana.
Akhirnya, otoritas Indonesia setuju untuk memfasilitasi kepulangan keluarga Nur Dhania.
Dua tahun setelah mereka pergi, keluarga itu terbang pulang ke Jakarta--tetapi cobaan mereka belum berakhir.
Seluruh keluarga Ditahan BNPT
Masalah terorisme dan ISIS menjadi permasalah serius bagi pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Teka-teki Tahun Pembuatan Candi Sawentar Belum Terungkap
Diperkirakan ada 800 orang Indonesia telah melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah sejak ISIS mendeklarasikan kekhalifahannya pada 2014. Sekitar setengah--termasuk Nur Dhania dan keluarganya--telah kembali.