Suara.com - Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, M Azrul Tanjung, menyebut kabar bohong atau hoaks kekinian menjadi tren di kehidupan masyarakat di Tanah Air.
Azrul mengatakan penyebar hoaks dengan sengaja mengubah kabar bohong menjadi seolah-olah benar dan sesuai fakta di lapangan.
"Saat ini hoaks menjadi tren di kehidupan sehari-hari masyarakat. Hoaks ini menyebabkan informasi yang sengaja disesatkan, sehingga dianggap sebagai suatu kebenaran," ujar Azrul seperti dilansir Antara, Selasa (26/3/2019).
Menurutnya, perlu adanya kajian mengapa kabar bohong menjadi gaya hidup di masyarakat.
Baca Juga: Menguak Keris Jokowi, Berlambang Pancasila dan Penguasa Tiga Matra
Lebih jauh Azrul mengatakan, perlu adanya sebuah kemufakatan mengenai bagaimana masyarakat bisa damai, dan para aktivis mampu menangkal penyebaran hoaks.
"Terlebih lagi untuk aktivis perempuan, sebagaimana dalam agama kita bahwa aib itu baiknya di tutupi," katanya.
Lemahnya regulasi pemerintah dan juga lemahnya budaya regulasi masyarakat, kata Azrul, karena berkembangnya teknologi tidak diimbangi tingginya budaya literasi sehingga menjadi sebuah kekhawatiran yang besar.
"Perlunya adanya penyaringan berita sebelum disampaikan kepada orang lain," kata dia.
Azrul yang juga Koordinator Nasional Garda Matahari itu menuturkan, perlu adanya gerakan jihad melawan fitnah dan ujaran kebencian yang bertendensi mengganggu kegembiraan berdemokrasi.
Baca Juga: Segera Menikah, Dhawiya Zaida Masih Rawat Jalan di RSKO
"Harus ada upaya tegas dan langsung untuk membebaskan rakyat dari berita hoaks dan ujaran kebencian yang sudah berbau fitnah," kata dia.