Ngeri, Harimau dan Jagawana Sama-sama Terperangkap Jerat Pemburu di Riau

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 26 Maret 2019 | 13:13 WIB
Ngeri, Harimau dan Jagawana Sama-sama Terperangkap Jerat Pemburu di Riau
Ilustrasi harimau Sumatera terperangkap jerat. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk proses penanganan lebih lanjut, ia mengatakan BBKSDA Riau telah menyerahkan harimau terluka itu kepada Balai KSDA Sumatera Barat (Sumbar) yang selanjutnya dititipkan ke PR-HSD di Dhamasraya, Sumbar.

“Saya berterima kasih kepada pihak GCN yang sudah mempunyai itikad baik untuk melapor ke kami sehingga satwa ini bisa diselamatkan. Selain itu, saya juga meminta agar kawasan itu harus dibersihkan dari aktivitas perburuan liar karena sepertinya ada banyak jerat yang dipasang di sana,” katanya.

Ilustrasi harimau sumatera. (Shutterstock)
Ilustrasi harimau sumatera. (Shutterstock)

Kasus Pertama

Sementara itu, Direktur External Affairs RER Nyoman Iswarayoga mengatakan ini adalah kasus pertama ada harimau terjerat di kawasan itu.

Baca Juga: Payudara Patung Putri Duyung Ditutup Kemben, Banyak yang Membukanya

“Terus terang ini kasus pertama kita temui di kawasan area kami. Penyelidikan lebih lanjut akan kita lakukan yang berkerja sama dengan BBKSDA dan aparat (polisi) karena ini juga menjadi kewenangan mereka, untuk mendalami dan mencegah terjadi lagi di kemudian hari,” kata Nyoman.

Ia mengatakan lokasi kejadian berada di ujung timur konsesi GCN, dan jagawana yang terkena jerat merupakan bagian tim patroli rutin. “Dia terluka tapi kita sudah ambil tindakan pengobatan,” katanya.

Berdasarkan riset dari lembaga perlindungan satwa WWF dan WCS (Wildlife Conservation Society), lanjutnya, kawasan Semenanjung Kampar merupakan kantong populasi harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) kelas 2 yang mampu menampung hingga 50 individu.

Ketika RER melakukan pendataan keanekaragaman hayati, imaji satwa belang itu juga pernah terjepret kamera perangkap (camera trap) di kawasan itu. Namun, ia mengatakan belum pernah ada penelitian khusus untuk menghitung populasi harimau di RER.

“Setelah ada kejadian ini, Tim Jagawana akan meningkatkan patroli untuk mencari dan membersihkan jerat-jerat karena itu membahayakan tim kami juga,” kata Nyoman.

Baca Juga: Viral dan Kontroversi, Patung Putri Duyung Berkemben Emas Ancol Dipindahkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI