Suara.com - Jawa Timur dan Jawa Barat diyakini menjadi palagan tempat perang puputan alias habis-habisan Capres nomor urut 1 dan 2, Jokowi serta Prabowo Subianto, sebagai penentuan siapa pemenang Pilpres 2019.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, kedua daerah itu memunyai populasi pemilih pada Pilpres 2019 paling besar.
Jokowi sebagai capres petahana, boleh menang ditelak di banyak daerah pada Pilpres 2014. Namun, untuk wilayah Jabar, Jokowi kalah. Sementara di Jatim, Jokowi cuma menang tipis melawan Prabowo.
"Jika Jokowi menang tipis saja di Jawa Barat, akan jadi akselerasi luar biasa. Dulu (Pilpres 2014), walaupun Jokowi menang telak di Jawa Tengah, perbedaannya tidak jauh. Sekarang penentuannya ada di Jatim dan Jabar," ujar Yunarto di kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019).
Baca Juga: Prabowo Berduka karena Banjir Sentani dan Warga Korban Konflik Nduga
Berdasarkan hasil survei Charta Politika, elektabilitas Jokowi – Maruf Amin di Jabar saat ini 47,4 persen. Sementara Prabowo – Sandiaga Uno di Jabar elektabilitasnya mencapai 42,3 persen.
Sedangkan di Jatim, elektabilitas Jokowi – Maruf Amin adalah 56,9 persen. Elektabilitas rivalnya di Jatim adalah 30,9 persen.
Dalam hasil survei tersebut juga disebutkan, Jokowi – Maruf unggul di banyak daerah kecuali di Pulau Sumatera.
”Elektabilitas Jokowi di Sumatera 43,3 persen. Prabowo 48,3 persen. Tapi hasil itu tak terlalu berpengaruh jika Jokowi mempertahankan elektabilitasnya di Jatim dan Jabar,” jelasnya.
Sebelumnya, Charta Politika menerbitkan hasil survei Pilpres 2019. Hasilnya, elektabilitas pasangan Jokowi – Maruf Amin secara akumulatif mengungguli Prabowo – Sandiaga dengan selisih 18,2 persen.
Baca Juga: Seru Banget, Belajar Pertolongan Pertama Sambil Bermain di Kidzania
Survei Charta Politika digelar sejak 1 Maret sampai 9 Mare 2019 engan metodologi tatap muka, serta kuesioner terstruktur terhadap 2000 responden berusia 17 tahun atua terdaftar sebagai pemilih.