"Melawan bangsanya sendiri, melawan rakyatnya sendiri, kata "LAWAN" mestinya di ucapkan kepada para mereka para kapitalis, neolib asing. Melawan atas ketertindasan bangsa, melawan atas direndahkannya martabat rakyat," kicau akun @Ir******ndi__.
Tak pelak, kesalahpahaman tersebut dikritik oleh warganet lainnya. Mereka pun ramai-ramai mencerca dan merevisi konteks dari kicauan Jokowi.
"Saya kelas 12, dan memanfaatkan betul medsos untuk belajar menghadapi unas, dan Alhamdulillah mas-mas seperti sampean telah membantu saya hehe. Wkwk kek soal bahasa Indonesia saya ini. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar ! 'Kata lawan dalam teks diatas merujuk pada?" cuit akun @sailalhanif.
"Mabuk ya.. Materinya hoax dan fitnah. Komen Anda lari ke mana-mana," kicau akun @Sudarma19094828.
Namun, warganet tersebut ngeyel. Dia tetap bersikukuh bahwa yang dimaksud 'Lawan' oleh Jokowi itu ditujukan oleh rakyat yang mengritiknya.
"Hoaks dan fitnah itu kata kerja, subyeknya cukup jelas, yang merasa diserang hoaks itu Presiden @jokowi, serangan itu reaksi rakyat atas ketidakpuasan kinerja Presiden. Silahkan, lawan saja kekuatan rakyat jika mau segera terguling," cuit akun @Ir******ndi__.
Warganet makin panas karena akun tersebut tidak juga mengakui kesalahan, malah kian ngeyel.
"Kata benda mas ehehehe. Substansinya kan melawan kebohongan. Kalau emang rakyat, harusnya mas e manut to sama imamnya, ya kalau nggak mau manut namanya rebel mas. hehehe. Mari berkomentar yang baik-baik aja mas," kicau akun @xvnavenvx.
"Kalimat lawan bangsa sendiri itu manaaaa, anehh," cuit akun @muairo_20.
"Gimana ya, negara +62 ini kebanyakan orangnya nih ya KEBANYAKAN mudah kena hoax jadi pikirannya itu ibaratnya udah kena suggest jadi kalau nerima informasi yang baik baik mental deh karena udah kotor pikirannya sama hoax. Hmm hmm," kicau akun @Ninatjg.