Suara.com - Pengacara senior Otto Cornelis (OC) Kaligis mendatang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (25/3/2019), hari ini. Kedatangan OC Kalagis itu tak lain untuk melayangkan gugatan Peninjauan Kembali (PK) yang kedua.
"Saya ke sini dalam rangka PK kedua, karena putusan MK No. 4 yang ditandatangani Patrialis Akbar, itu bisa PK lebih dari sekali, MA sendiri mengatakan PK bisa lebih dari sekali, dua kali maksimum," kata OC Kaligis.
OC Kaligis merupakan terpidana kasus suap Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Sumatera Utara, untuk mengamankan perkara yang menyeret Gubernur Sumut saat itu Gatot Pudjo Nugroho dalam kasus korupsi dana bansos Sumut.
Pada pengadilan tingkat pertama, OC Kaligis dinyatakan bersalah dan divonis 5,5 tahun, denda Rp300 juta subsider 6 bulan kurungan. Vonis itu diperberat pengadilan di tingkat banding menjadi 7 tahun penjara denda Rp300 juta, subsider 6 bulan kurungan.
Baca Juga: Lebih Sporty, All New Ertiga Suzuki Sport Ditambah 11 Fitur Baru
Sementara pada tingkat kasasi, hukuman OC Kaligis diperberat oleh majelis hakim kasasi yang saat itu dipimpin Artidjo Alkostar menjadi 10 tahun penjara ditambah denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Lalu berdasarkan putusan PK pertama pada pada 19 Desember 2017, putusan itu dikorting menjadi 7 tahun penjara, denda Rp300 juta, subsider 3 bulan kurungan.
"Kenapa saya PK, kalau membaca putusan PK pertama di halaman 136-138 bunyinya 'yang berperan dalam suap hakim kepada Tripeni adalah advokat M. Yagari Bhastara Guntur alias Gary yang berperan'. Jadi hukuman saya mestinya paling kurang sama dengan Gary. Kenyatanya saya dihukum 10 tahun, Gary cuma 2 tahun," tambah OC Kaligis.
Apalagi menurut OCK, Gary sudah keluar dari penjara sedangkan ia masih mendekam di lapas Sukamiskin Bandung.
"Tapi 2 tahun ke 7 tahun masih besar sekali, Gary sudah keluar, saya belum. Padahal kalau lihat UU Korupsi pasal 6 ayat 1 itu minimum 3 tahun loh, kenapa Gary divonis 2 tahun? Karena jaksa enggak kasasi, berarti memang rekayasa kan? Sedangkan si Gary ditangkap di Medan, saya ada di Bali, waktu perkara kita kalah," katanya.
Baca Juga: Awan Panas Meluncur Dua Kali Dari Gunung Merapi
Gary pada 17 Februari 2016 divonis penjara selama 2 tahun dan denda sebanyak Rp 150 juta subsider 6 bulan. Gary juga ditetapkan oleh KPK menjadi justice collaborator karena ikut membongkar kasus tersebut.