Suara.com - Digadang-gadang bakal menjadi moda transportasi yang bisa mengurangi angka kemacetan di Jakarta, tarif Moda Raya Terpadu (MRT) hingga kini belum diketahui secara pasti besarannya.
Namun jangan khawatir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah membeberkan besaran tarif MRT Jakarta. Anies, bahkan mengklaim telah ada kesepakatan dengan DPRD DKI Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan ini memastikan tarif yang dikenakan tidak flat atau dipatok sama, lantaran besaran tarif disesuaikan perjalanan stasiun.
"Tarif itu bukan tarif flat. Jadi ada yang di bawah Rp 10 ribu ada yang diatas Rp 10 ribu tergantung Anda dari mana mau kemana. Jadi ini bagian dari kebiasaan baru, kita kebiasaannya tarifnya flat, kalau ini tarifnya berdasarkan stasiun, anda naik dari stasiun mana turun di stasiun mana itu nanti beda-beda," ujarnya saat ditemui di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (24/3/2019).
Anies menuturkan, formula tarif tersebut telah disetujui oleh beberapa pihak termasuk DPRD Jakarta. Hanya saja formula tersebut, menunggu diketok oleh DPRD DKI Jakarta.
Baca Juga: Viral, Kisah Ibu Ini Nekat Cegat Jokowi Saat Naik Sepeda
"Kenapa saya tidak diberitahu sekarang, meskipun nanti disepakati, tapi belum di getok, kesepakatannya sudah nanti di getoknya hari senin. Ada etikanya, ya diumumkan sesudah ditetapkan. jadi saya ada di kantong saya ada sekarang tarifnya ada dari setiap stasiun ada, tapi saya ingin jaga etikanya diumumkannya hari Senin," ucap dia.
Anies memambahkan, sebanyak 253 ribu pekerja membangun prasarana MRT Jakarta dalam keadaan sunyi. Dalam MRT ini, lanjut Anies terdapat 13 stasiun yang terdiri dari enam stasiun bawah tanah dan tujuh stasiun layang.
"MRT beroperasi 8 rangkaian jam 05.30 WIB dan pukul 22.30 WIB. Saat ini sudah ada 71 masinis dan 350 tenaga kerja operasi. Penumpang 65 ribu per hari, bertahap tingkat jadi 130 ribu per hari. MRT, bagian Jak lingko. Pada saat ini MRT terintegrasi TransJakarta dan tersambung KRL," katanya.