Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para ulama, kyai dan kader Nahdlatul Ulama (NU) membantu meluruskan berita-berita bohong atau hoaks menjelang Pemilu 17 April 2019.
Berita-berita bohong atau hoaks yang dimaksud Jokowi diantaranya larangan adzan, perkawinan sejenis dilegalkan, zina dilegalisir, pendidikan agama dihapuskan.
"Sudah tiga, empat minggu ini. Informasi intelejen yang saya terima, kabar sampai ke bawah, dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah. Misalnya nanti kalau kita menang pendidikan agama akan dihapus isunya seperti itu, nanti kalau kita menang akan ada larangan adzan. Nanti kalau kita menang, diperbolehkan pernikahan sejenis, akan dilegalkan perzinahan. Ini tak masuk nalar tapi masyarakat percaya. Survei kami 9 juta masyarakat percaya isu ini. Kalau kita diam bisa jadi 15 juta orang percaya isu ini," ujar Jokowi.
Jokowi pun mengajak kyai NU untuk membantu meluruskan kabar bohong atau hoaks tersebut. Ia pun menyebut, siapa pun presidennya kelak tidak akan membuat kebijakan seperti hoaks yang dituduhkan kepada pihaknya.
Baca Juga: Makan Cokelat Setelah Mie Goreng Bikin Meninggal, Hoaks atau Fakta?
"Saya mengajak pada kyai untuk berani meluruskan ini. Siapa pun presidennya tidak mungkin lakukan itu yang empat tadi. Karena negara kita adalah negara terbesar muslim dunia yang penuh dengan norma etika. Kalau kita diam akan semakin menjadi-jadi," ucap Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menegaskan, dirinya tidak akan diam dan akan melawan fitnah atau hoaks yang dituduhkan kepada dirinya.
"Kalau saya sudah biasa difitnah dihujat sudah 4,5 tahun saya diam. Sabar ya Allah sabar ya Allah. Kata-kata kasar. Tapi perlu saya sampaikan saatnya saat ini akan saya lawan, nggak mau saya digitukan terus," kata dia.
"Apapun isunya akan saya jawab. Bukan saya nggak sabar. Saya akan luruskan. Jangan dipikir saya penakut. Saya nggak mau dipikir itu," sambungnya.
Baca Juga: 997 Hoaks Beredar, Paling Banyak Soal Politik Disusul Isu Agama