Suara.com - Keluarga Zulfirman Syah, WNI yang terluka akibat aksi penembakan masjid di Selandia Baru, berkunjung ke negara tersebut untuk mendampinginya hingga pulih.
Empat orang keluarga Zulfirman dengan dikawal tiga orang dari organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) diperkirakan tiba di Kota Christchurch, Selandia Baru, Sabtu (23/3/2019) hari ini.
"Pihak keluarga akan berada di Christchurch untuk beberapa lama guna mendampingi Pak Zul sampai pulih. Sedangkan dari pihak ACT, di samping membesuk Pak Zul, mereka juga akan melakukan kunjungan ke beberapa pihak dari pemerintah," kata Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya seperti dikutip Antara, Sabtu.
Tantowi menjelaskan, keberangkatan keluarga Zulfirman ke Selandia Baru difasilitasi oleh ACT yang bergerak atas nama kemanusiaan.
Baca Juga: Kenakan Baju Putih, Jokowi Melayat ke Rumah Ketua Seknas Pemenangan M Yamin
Sementara pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta membantu mempercepat proses penyiapan dokumen perjalanan dan visa.
"Kami selaku perwakilan pemerintah senantiasa siap memberikan bantuan dalam batas-batas kemampuan kami," ujar Tantowi.
Hingga kini, Zulfirman dan putranya yang ikut menjadi korban dalam serangan teror di dua masjid di Kota Christchurch, 15 Maret lalu, masih dirawat di Christchurch Public Hospital.
Zulfirman yang bekerja sebagai seniman dan putranya yang baru berusia dua tahun ditembak saat sedang melaksanakan salat Jumat di Masjid Linwood, salah satu target serangan selain Masjid Al Noor.
Selain Zulfirman, seorang WNI bernama Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid (58) diketahui meninggal dunia akibat insiden berdarah tersebut.
Baca Juga: PBNU Setuju Pelaku Hoaks Dijerat UU Terorisme
Jumat (22/3) lalu menandai hari berkabung nasional untuk para korban serangan teror Selandia Baru, di mana ribuan warga berkumpul di Hagley Park, dekat Masjid Al Noor.