Suara.com - Mantan Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy telah resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).
Sejak ditangkap pada Jumat (15/3/2019), Rommy langsung menjalani tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Saat tiba di Gedung KPK pada Jumat malam, Rommy enggan memberikan komentar apa pun kepada awak media perihal penangkapannya.
Barulah pada Jumat (22/3/2019), Rommy kembali ke Gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka, dan mau memberikan komentar.
Baca Juga: Sampel Suara Romahurmuziy Jadi Pegangan KPK Ungkap Kasus di Kemenag
Berbagai pernyataan yang diutarakan oleh Rommy cukup mengejutkan publik. Berikut Suara.com merangkum pernyataan Rommy seusai ditetapkan sebagai tersangka.
1. OTT Karena Followers Banyak
Rommy mengakui ia menjadi salah satu ketua umum partai yang memiliki cukup banyak followers di media sosial sehingga paling diburu. Hal itulah sekiranya yang menjadi alasan penangkapannya.
“Saya ini salah satu most wanted. Saat dilakukan operasi (OTT), dipilihkan ketua umum dengan followers terbesar di media sosial, begitulah kira-kira,” ungkap Rommy.
2. Rutan Pengap Minta Diperbaiki
Baca Juga: Kasus Skimming, Kerabat Prabowo Masih Rahasiakan Sosok Pemberi Mesin ATM
Rommy mengkritisi fasilitas rumah tahanan cabang k-4 milik KPK yang ditempatinya. Sepekan tinggal di rutan itu, Rommy menilai rutan memiliki sistem sirkulasi udara yag buruk sehingga tidak baik untuk kesehatan para tahanan.
Rommy meminta KPK agar segera memperbaiki fasilitas rutan yang ada. Menurutnya, anggaran yang dimiliki KPK cukup banyak sehingga tidak ada alasan untuk tidak memperbaiki fasilitas di rutan.
“Saya cuma mau pesan saja karena KPK masih banyak anggaran. Kan KPK serapan anggarannya rendah ya, paling tidak ventilasi itu ditambah supaya ruangan (sel tahanan) itu tidak sangat pengap,” kata Rommy.
3. Minta Berobat Tak Digubris
Setelah sepekan mendekam di sel tahanan, Rommy telah mengajukan dua kali permohonan untuk menjalani pengobatan di rumah sakit. Namun, KPK hingga kini tidak merespons permohonannya itu.
Rommy menyebut dokter yang disediakan oleh KPK tidak mampu menangani penyakit yang ia derita. Atas alasan itu, Rommy meminta permohonan untuk menjalani pengobatan di rumah sakit.
“Memang saya sudah dua kali minta kepada KPK untuk bisa berobat di luar, tetapi belum diberi sampai sekarang. Karena memang saya ada penyakit yang agak lama dan belum saya periksakan, dan dokternya di sini tidak dalam posisi mampu, makanya saya minta keluar. Tapi sampai hari ini belum diberi,” ujar Rommy.
4. Sebut Khofifah Ikut Atur Pemilihan Kakanwil Kemenag
Rommy membantah ia memiliki pengaruh dalam menentukan jabatan di Kementerian Agama. Rommy justru menuding Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang memiliki andil besar dalam merekomendasikan posisi kepala kantor wilayah Kemenag.
“Memang dari awal saya menerima aspirasi itu dari ulama seorang kiai, Kiai Asep Saifuddin Halim yang dia adalah seorang pimpinan ponpes besar di sana (Jawa Timur), dan kemudian ibu Khofifah Indar Parawansa,” tutur Rommy.
Bahkan, Khofifah lah yang memberikan rekomendasi langsung kepada Rommy agar memilih Harrus Hasanuddin sebagai Kepala Kantor Wilayah Jawa Timur.
“Jelas-jelas mengatakan ‘Mas Rommy percayalah dengan Haris, karena Haris ini orang yang pekerjaannya bagus. Kalau mas Haris sudah saya kenal kinerjanya sehingga ke depan sinergi dengan pemprov itu lebih baik” lanjut Rommy.