Suara.com - Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno akan kalah dari Jokowi - Maruf Amin jika Pilpres 2019 diadakan, Kamis (21/3/2019) hari ini. Jokowi unggul 21 persen.
Hal itu berdasar hasil survei Indo Barometer. Tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 50,2 persen, Prabowo-Sandi 28,8 persen dan sisanya sekitar 20 persen masih merahasiakan pilihannya.
"Hasilnya, seandainya Pilpres dilakukan hari ini, Jokowi-Ma’ruf Amin diprediksi menang, selisihnya 21 persen," kata peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Indo Barometer juga melakukan simulasi dua gambar capres disodorkan kepada responden, hasilnya Jokowi terpilih sebanyak 51,2 persen, Prabowo 28,9 persen dan yang masih merahasiakan pilihannya sebanyak 19,9 persen.
Baca Juga: Survei: Prabowo Tegas dan Berwibawa, Jokowi Unggul di Kepribadian
"Lalu hasil simulasi antarcawapres, Ma'ruf Amib memiliki elektabilitas 44,5 persen, Sandiaga Uno 32,1 persen dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 23,4 persen," ujarnya.
Dalam acara tersebut, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin, Roeslan Roelani mengatakan hasil survei yang dilakukan lembaga menjadi pemicu bagi pihaknya untuk tetap bekerja keras memenangkan Jokowi - Maruf Amin.
Dia menilai kalau melihat secara keseluruhan dari hasil survei-survei, Jokowi-Ma'ruf tetap memimpin meskipun selisih suara dari hasil berbagai lembaga survei berbeda-beda.
"Tentunya kita akan mengevaluasi semua survei yang ada untuk kita memcoba melihat apa yang ke depannya perlu dilakukan, perbaiki, dan pertebal margin yang ada," tutur Roeslan.
Roeslan mengatakan waktu yang mendekati Pemilu, pihaknya akan terus melakukan kampanye secara massif, terukur dan terstruktur terutama di masa kampanye terbuka mulai 24 Maret hingga 13 April 2019.
Baca Juga: Ribuan Pengusaha Dukung Jokowi Berdasar Kekurangan dan Kelebihan
Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan kalau bicara kesimpulan survei, Jokowi-Ma'ruf pasti menang dan itu seharusnya tercermin dalam tata perilaku menghadapi kemenangan di Pilpres.
Namun, dia menilai ada perbedaan antara perilaku Jokowi - Maruf Amin dengan hasil survei yang selalu menyebutkan pasangan nomor urut 01 itu menang, yaitu terlihat kepanikan yang ditunjukan.
"Misalnya, rencana Menteri Dalam Negeri mengumpulkan 80 ribu kepala desa dan disuruh membiayai akomodasinya sendiri, itu di luar kebiasaan. Kalau akan menang maka tidak mungkin melakukan hal yang tidak etis dan tidak elok," ujarnya.
Dia menilai tiap kampanye Prabowo-Sandi, orang yang hadir menyemut dan antusias tanpa ada mobilisasi, berbeda ketika Jokowi - Maruf Amin kampanye yang kondisinya berbeda dengan Pilpres 2014. (Antara)