Suara.com - Survei Indo Barometer menyatakan Calon Presiden Prabowo Subianto unggul dalam hal ketegasan dan berwibawa. Sementara Jokowi unggu soal aspek kepribadian.
Survei itu menemukan aspek kepribadian dan kemampuan Jokowi lebih unggul daripada Calon Presiden Prabowo Subianto. Jokowi unggul di aspek perhatian dan dekat dengan rakyat 85,9 persen, berpengalaman 84,6 persen, pintar atau intelektual 84,5 persen, islami atau taat beragama 80,6 persen, mampu memimpin 78 persen, dan bersih dari korupsi 66,4 persen.
"Prabowo unggul di dua aspek, yaitu orangnya tegas 85 persen dan berwibawa sebagai pemimpin 79,9 persen," kata peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli dalam pemaparannya di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dalam penilaian aspek kemampuan kedua calon presiden, menurut dia, posisi Jokowi unggul dalam semua aspek, seperti mampu mengatasi masalah keamanan 79,3 persen, mampu mengatasi masalah sosial 78,2 persen, mampu mengatasi masalah hukum 69,4 persen, dan mampu mengatasi masalah ekonomi secara umum 56,6 persen.
Baca Juga: Fadli Zon: Lembaga Survei adalah Teroris dalam Demokrasi
Selain itu, untuk aspek kepribadian Calon Wakil Presiden Maruf Amin unggul dalam aspek islami atau taat beragama 88,2 persen dan bersih dari korupsi 59,4 persen.
"Sandiaga Uno unggul dalam aspek pintar atau intelektual 84,6 persen, berwibawa sebagai pemimpin 68,4 persen, perhatian dan dekat dengan rakyat 62,2 persen, mampu memimpin 62,5 persen, berpengalaman 60,8 persen, dan tegas 55,3 persen," ujarnya.
Dinilai dari kemampuan antar cawapres, Sandiaga unggul dalam semua aspek, yaitu mampu mengatasi masalah sosial 57,8 persen, mampu mengatasi masalah ekonomi secara umum 55,2 persen, mampu mengatasi masalah hukum 47,5 persen, dan mampu mengatasi masalah keamanan 46,6 persen.
Survei Indo Barometer tersebut dilakukan sejak 6 sampai 12 Februari 2019 dengan melibatkan 1.200 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,83 persen.
Tingkat kepercayaan 95 persen dan penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. (Antara)
Baca Juga: Fadli Zon: Lembaga Survei di Indonesia Sering Meleset Hingga Ratusan Persen