“Itukan enggak rasional. Foto dan video beredar dan suasana di dalam itu ricuh dan riuh, jadi kita melaksanakan aksi pada saat Ngabalin sedang presentasi, kita usir beliau kemudian pergi,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UINSU Amroeni Drajat saat dikonfirmasi membantah kalau kegiatan itu bermuatan politis.
“Pada hari ini kami mengadakan kegiatan (dari) Kominfo tentang (masalah) menghadapi revolusi industri,” ujar Drajat seperti diberitakan Kabarmedan.com—jaringan Suara.com.
Amroeni juga mengatakan, pada kegiatan itu sama sekali tidak ada kegiatan politik.
Baca Juga: Ada 6 Korban, Guru SD Jambak Rambut Siswinya Lalu Dicabuli di Kelas
“Perlu diluruskan bahwasanya di dalam kegiatan ini tidak ada politisasi. Adapun (bila) sebagian dari mahasiswa menafsirkan sebagai kegiatan politik di kampus, itu sebuah kewajaran (melibatkan),” tambahnya.
Terkait aksi mahasiswa tersebut, kata Drajat, pihak kampus nantinya memberikan pengertian agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Acara ini pada hakikatnya (dialog) untuk unsur kebangsaan untuk menghadapi 4.0. Kalau sanksi (tidak ) ada, kita berikan pemahaman. Kalau saya rasa idealisme yang mendorong (mahasiswa ) melakukan (aksi) itu.”