Suara.com - Batu prasasti berukir berusia 3.000 tahun dari Babylonia kuno, dipulangkan Inggris setelah dijarah selama Perang Irak. Batu tersebut dikenal karena diyakini berisi kutukan terhadap mereka yang akan menghancurkannya.
Bos Museum Inggris, Hartwig Fischer, menyerahkan karya tak ternilai itu kepada Duta Besar Irak Salih Husain Ali dalam sebuah upacara pada hari Selasa (18/3) pekan ini, setelah para pakar museum memverifikasi asalnya.
"Ini adalah bagian yang sangat penting dari warisan budaya Irak. Kami kini memulangkannya," kata Fischer, seperti diberitakan AFP, Kamis (21/3/2019).
Ia mengatakan museum kali pertama mendapatkan batu terkutuk tersebut ketika coba diselundupkan di Bandara Heathrow London tahun 2012.
Baca Juga: Ini Jumlah Bus Listrik yang Dicoba TransJakarta Separuh Tahun
Setelah mencoba memperjuangkan kepemilikan batu tersebut melalui proses hukum, pihak museum dapat menyelamatkannya dari kelompok-kelompok penjual benda bersejarah.
Masih belum jelas bagaimana benda itu diambil dari Irak, "Tapi kami percaya itu mungkin dicuri sekitar 15 tahun yang lalu selama peperangan di Irak," katanya.
Untuk diketahui, para peneliti bersepakat batu prasasti itu bernama Kudurru. Rajah pada batu itu adalah catatan upacara pemberian tanah oleh raja Babilonia kuno yang terkenal, Nebukadnezar I.
“Sang Raja memberikan batu tersebut kepada kelompok masyarakat sebagai imbalan atas pelayaan terhormat,” kata kurator Jonathan Taylor.
Tulisannya, kata dia, adalah penggambaran dewa-dewa Babilonia kuno, yakni Enlil dan Marduk. Selain itu, ada pula teks hukum yang ditulis dalam huruf paku, alfabet Babel.
Baca Juga: BPN: Wacana UU Terorisme ke Penyebar Hoaks Bisa Disalahgunakan Penguasa
“Benda itu juga membawa ‘kutukan mengerikan’ bagi siapa pun yang mencoba mengklaim tanah yang dijanjikan Raja Nebukadnezar 1 atau merusak batu tersebut,” kata Taylor.