Detik-detik Kopilot Lion Air JT 610 Teriak 'Allahu Akbar' Sebelum Jatuh

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 21 Maret 2019 | 11:02 WIB
Detik-detik Kopilot Lion Air JT 610 Teriak 'Allahu Akbar' Sebelum Jatuh
Ilustrasi pesawat Lion Air. ( Instagram )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Percakapan terakhir antara pilot dan kopilot Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Oktober 2018 lalu akhirnya terungkap. Sebelum pesawat jatuh di lautan, sang kopilot Harvino sempat meneriakan takbir 'Allahu Akbar'.

Sebelumnya pada November 2018 lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah merilis preliminary report terkait kecelakaan Lion Air JT 610 PK-LQP itu.

Dalam laporan itu, Digital Flight Data Recorder (DFDR) merekam adanya hal teknis berupa perbedaan antara dua AoA (Angle of Attack) yang ada di kokpit.

Belakangan diketahui, persoalan di pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 itu disebut mirip dengan insiden yang dialami pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada awal Maret ini.

Baca Juga: 4 Anak Kecil Jadi Tumbal Kekejian Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru

Melansir laman Reuters pada Kamis (21/3/2019), hal itu dikatakan oleh 3 orang sumber anonim yang mengetahui isi Cockpit Voice Recorder (CVR) kepada Reuters. Ini adalah pertama kalinya isi CVR terungkap ke publik. Reuters sendiri menyatakan tidak memiliki rekaman maupun transkrip dari isi CVR.

Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono (tengah) menunjukkan kondisi bagian kotak hitam (black box) berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang telah ditemukan oleh Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I di KRI Spica-934 , perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (14/1). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]
Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono (tengah) menunjukkan kondisi bagian kotak hitam (black box) berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang telah ditemukan oleh Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I di KRI Spica-934 , perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (14/1). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]

Ketiga sumber anonim Reuters tersebut mengatakan, pilot asal India, Bhavye Suneja sempat terdiam di detik-detik terakhir pesawat sebelum jatuh.

Sementara itu, kopilot asal Indonesia, Harvino, berteriak 'Allahu Akbar'. Saat itulah pesawat menukik dan jatuh di perairan Tanjung Karawang dan menewaskan 189 orang di dalamnya termasuk pilot dan kopilot.

Terkait pengungkapan oleh sumber anonim itu. Reuters telah mencoba meminta konfirmasi kepada pihak Lion Air, Boeing, hingga KNKT.

Menanggapi hal itu, juru bicara Lion Air mengatakan, semua data dan informasi telah diberikan kepada pihak yang meyelidiki, sehingga mereka menolak berkomentar lebih lanjut.

Baca Juga: Dituduh Jadi Pelakor, Caleg PKPI Dilaporkan ke Polisi

Begitu juga dengan pihak Boeing, mereka menolak berkomentar saat dikonfirmasi oleh Reuters dengan alasan investigasi sedang berjalan.

Sementara itu, kepada Reuters, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, laporan investigasi bisa dirilis pada bulan Juli atau Agustus. Pada hari Rabu (20/3) ini, dia menolak berkomentar soal isi CVR dan mengatakan bahwa isinya belum dipublikasikan.

Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 melakukan aksi di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Kamis (13/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 melakukan aksi di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Kamis (13/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

Masih dari keterangan sumber anonim Reuters, sebelum pesawat jatuh, pilot dan kopilot sempat panik. Mereka berusaha sekuat tenaga mencari solusi saat pesawat mengalami gangguan.

Sang pilot bahkan meminta kopilot untuk membaca buku panduan yang berisi ceklis saat peristiwa abnormal.

Bahkan kemudian, di penghujung penerbangan sebelum pesawat jatuh, pilot meminta kopilot untuk menerbangkan pesawat. Sementara dirinya mengecek buku panduan untuk mencari solusi.

"Kondisinya seperti ujian, di mana ada 100 pertanyaan dan ketika waktu habis, anda hanya bisa menjawab 75 pertanyaan. Kemudian anda panik. Ini bagaikan kondisi time-out," kata sumber anonim ketiga Reuters.

CVR Lion Air PK-LQP ditemukan pada Januari 2019 lalu. Di mana sebelumnya, KNKT sudah menerbitkan laporan awal soal kecelakaan ini pada November 2018 berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI