Suara.com - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menanggapi santai perolehan survei dari Litbang Kompas yang menyebut elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi naik, sementara Jokowi-Maruf justru turun. Menurutnya, survei tersebut tak jauh berbeda dari hasil survei internal.
Sandiaga mengatakan, sekitar dua bulan lalu hasil survei internal sudah menunjukan data perbedaan dengan selisih antara 9-11 persen seperti yang dirilis oleh Litbang Kompas.
"Saya bersyukur strategi kita ternyata terbukti, hembusan-hembusan angin bahwa 20 persen lebih, ya sudahlah itu tidak menjadi kenyataan bahwa sekarang prediksinya pemilu akan berlangsung ketat," kata Sandiaga di Tenis Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Sandiaga enggan terlena dengan hasil survei Litbang Kompas. Ia mengatakan, kerja keras dan militansi relawan masih diperlukan guna memastikan perolehan suara Prabowo-Sandi yang terus naik sampai dengan 17 April 2019.
Baca Juga: Korban Longsor Makam Raja Imogiri Diduga Tertimbun dalam Rumah
"Ini memang yang menjadi prediksi kita di injury time ini di last minute ini, yang jelas kita akan dorong dan kita akan kerahkan semua kemampuan relawan karena kita tidak punya perangkat desa kita tidak punya, gubernur kita tidak punya," kata Sandiaga.
"Kita sudah memutuskan yang bekerja adalah rakyat, karena ini adalah pemilunya rakyat. Jadi kita harapkan mereka yang sekarang bergerak di titik-titik yang sangat strategis menjawab apa yang menjadi keluhan masyarakat, menghadirkan solusi menebar harapan itu yang harus kita lakukan," beber Sandiaga.
Diketahui, elektabilitas Prabowo - Sandiaga naik dalam sebuah survei yang dilakukan Litbang Kompas. Elektabilitas Prabowo - Sandiaga naik menjadi 37,4 persen pada Maret 2019.
Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengejar ketertinggalan dari Jokowi - Maruf Amin. Di mana elektabilitas Jokowi - Maruf Amin sebesar 49,2 persen.
Jika dibandingkan dengan hasil survei litbang Kompas yang dilakukan pada Oktober 2019, perubahan terjadi pada elektabilitas keduanya. Jokowi - Maruf Amin mendapatkan 52,6 persen yang artinya, elektabilitas keduanya turun 3,4 persen.
Baca Juga: Geledah Kanwil Kemenag Gresik, KPK Angkut Sejumlah Barang Bukti
Kenaikan justru terjadi pada elektabilitas Prabowo - Sandiaga. Pada Oktober, elektabilitas keduanya sebesar 32,7 persen yang artinya Prabowo - Sandiaga mendapatkan tambahan sebesar 4,8 persen. Pada Oktober 2019, responden yang memilih untuk merahasiakan jawabannya sebesar 14,7 persen.
Litbang Kompas juga melakukan survei pemilihan berdasarkan kategori usia, salah satunya pemilih dengan kategori usia baby boomers atau pemilih yang berusia 53-71 tahun. Pada kategori itu responden yang memilih Jokowi - Maruf Amin pada Oktober 2018 sebesar 27,1 persen dan mengalami kenaikan menjadi 34,6 persen pada Maret 2019.
Sedangkan lawannya, Prabowo - Sandiaga mendapatkan elektabilitas sebesar 14,8 persen dan elektabilitas keduanya naik menjadi 16,5 persen pada Maret 2019.
Survei tersebut dilakukan pada 22 Februari hingga 5 Maret 2019. Sebanyak 2.000 responden terlibat dalam survei tersebut. Adapun sistem survei yang dilakukan ialah dengan menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini kurang lebih 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.