Suara.com - Hari Bakti Rimbawan yang diperingati setiap tanggal 16 Maret turut memberikan semangat kepada Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) KLHK, Manggala Agni dalam melaksanakan tugas di lapangan. Tema “Hutan untuk Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan Sehat” menjadi pendorong mewujudkan lingkungan yang sehat, bebas asap karhutla.
Manggala Agni siaga melakukan pemantauan cuaca dan kualitas udara setiap hari dan juga memantau setiap titik panas atau hotspot yang terdeteksi. Pengecekan lapangan atau groundcheck dilakukan untuk memastikan keberadaan titik panas sehingga dapat segera dilakukan pemadaman dini pada areal tersebut.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B Panjaitan menyampaikan bahwa Manggala Agni Daops Sarolangun melakukan groundcheck dan berhasil sampai ke titik hotspot yang berada di wilayah Desa Pemuncak, Kecamatan Cermin Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun, Sabtu (16/3/2019).
“Dalam pelaksanaan groundcheck tentu dilengkapi sarana prasarana pemadaman sehingga dapat segera dilakukan pemadaman dini pada areal terbakar yang terpantau hotspot,” tambah Raffles.
Baca Juga: Upaya Rehabilitasi, KLHK Tanam Ratusan Pohon di Bogor
Sementara itu, Manggala Agni Daops Dumai terus melakukan pemadaman di wilayah Kota Dumai dan juga Kabupaten Bengkalis bersama-sama dengan TNI, Polri, dan pihak swasta. Begitu juga di Kabupaten Kampar dan Indragiri Hulu, Manggala Agni terus melakukan pemadaman hingga padam dan tuntas.
Raffles menegaskan bahwa semangat Hari Bakti Rimbawan ini harus selalu menyatu dalam jiwa setiap Manggala Agni. Lingkungan yang sehat tanpa asap karhutla dapat terwujud dengan jerih payah yang kuat dari Manggala Agni, dalam melakukan upaya pengendalian karhutla baik pencegahan maupun pemadaman.
Pencegahan melalui sosialisasi, patroli pencegahan tiada henti dilakukan di tingkat tapak dengan tujuan agar semua lapisan masyarakat dan para pihak memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya dari ancaman karhutla yang berdampak pada asap.
Sementara itu, perbandingan total jumlah hotspot tahun 2018 dan 2019, periode 1 Januari – 17 Maret 2019 berdasarkan Satelit NOAA terdapat 256 titik. Sementara pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 326 titik, atau terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 70 titik (21,47 persen).
Sedangkan berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf Level 80 persen terdapat 580 titik, sedangkan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 382 titik. Artinya, terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 198 titik (51,83 persen).
Baca Juga: IUP di Sultra Penuhi 2 Pulau, Menteri Siti Nurbaya: Bukan dari KLHK