Suara.com - Pemerintah Australia tengah was-was setelah warganya, Brenton Tarrant (28) ditangkap sebagai pelaku teror penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3) pekan lalu.
Sebab, mereka mengkhawatirkan bakal menjadi sasaran aksi teroris sebagai balasan atas perbuatan Brenton Tarrant.
"Kami mengkhawatirkan ada aksi balas dendam dari kelompok ISIS, Al Qaeda dan sebagainya. Kenapa? karena mereka merasa umat Islam di negeri kami dizalimi, itu yang sangat kami khawatirkan," kata Duta Besar Australia Untuk Indonesia Gary Francis Quinlan di Kantor Pusat MUI, Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Gary berujar, Australia juga mengecam tindakan teror yang dilakukan warga negaranya tersebut terhadap jemaah salat Jumat di dua masjid. Menurutnya, hal yang dilakukan oleh Brenton merupakan bagian dari aksi teroristik.
Baca Juga: Bikin Heboh Umbar Foto Tanpa Busana, Ini 5 Pose Hot Istri Eks Pemain Madrid
"Kami juga menggunakan istilah teroris untuk pelaku penyerbuan dua masjid itu, bukan sekadar pria bersenjata. Dalam hal ini kita punya sikap yang sama," tegasnya.
Untuk diketahui, aksi Brenton itu menyebabkan sedikitnya 50 jemaah di dua masjid Selandia Baru tewas.