Suara.com - Sejumlah massa dari Awak Mobil Tangki (AMT) mendatangi Polres Metro Jakarta Utara pada Senin (18/3/2019) malam. Kedatangan mereka bertujuan menunggu sejumlah orang yang diperiksa terkait kasus pembajakan mobil tangki milik PT. Pertamina.
Polisi meringkus beberapa pedemo dari Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SPAMT) lantaran dianggap menjadi dalang di balik aksi pembajakan dua unit mobil tangki milik PT. Pertamina yang dibawa ke depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat untuk menggelar aksi unjuk rasa.
"Semalam datang, tapi suasana sudah kondusif. Ada sekitar 50 sampai 100an oeang, menunggu teman mereka yang diperiksa," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Imam Rifai saat dikonfirmasi, Selasa (19/3/2019).
Sementara itu, berdasar data yang berhasil dihimpun diduga ada 10 orang yang ditangkap. Mereka adalah Nuratmo, Rakasiwi, Heri Sugiri, Purwadi, Zakaria, Dewi, Kadmana, Tarigan, Aris, juga Hendrik.
Baca Juga: Terbukti Korupsi, 2 Mantan Petinggi Pertamina Divonis 8 Tahun Penjara
Diketahui, Dua mobil tangki berukuran 32 Kilo Liter (KL) berisi biosolar dalam kondisi penuh itu dihadang massa lalu dibawa mengarah ke Istana Negara.
Humas PT Pertamina Patra Niaga Ayulia menambahkan, dua mobil tangki yang dihadang dan dilarikan itu masing-masing ber plat polisi B 9214 TFU dan B 9575 UU yang dikemudikan oleh Muslih bin Engkon dan Cepi Khaerul.
Dijelaskannya, penghadangan dan perampasan itu terjadi saat mobil tangki akan mengirim biosolar tujuan SPBU area Tangerang.
Saat hendak memasuki pintu Tol Ancol, tiba-tiba ada sekelompok orang sekitar 10 orang turun dari sebuah mobil sejenis pick up mengambil alih kemudi sambil membentak-bentak sopir alias awak mobil tangki.
Baca Juga: Dibawa Pedemo ke Depan Istana, Otak Pembajak Mobil Pertamina Dibekuk Polisi