Teror Penembakan Massal di Stasiun Trem Utrech Belanda, 7 Korban

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 18 Maret 2019 | 18:25 WIB
Teror Penembakan Massal di Stasiun Trem Utrech Belanda, 7 Korban
Teror penembakan massal kembali terjadi, termutakhir terdapat di Kota Utrecht, Belanda, Senin (18/3/2019). [Express]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teror penembakan massal kembali terjadi, termutakhir terdapat di Kota Utrecht, Belanda, Senin (18/3/2019).

Seorang pelaku bersenjata laras panjang menembaki warga di sebuah jalanan besar Kota Utrecht sehingga melukai sejumlah orang.

”Peristiwanya terjadi di dekat alun-alun kota dan stasiun trem Utrecht. Lokasi sudah dibarikade, kami tengah mengejar pelaku yang masih bebas berkeliaran,” demikian pernyataan resmi kepolisian setempat seperti diberitakan Express.co.uk.

Lelaki bersenjata itu melepaskan tembakan sekitar Pukul 10.45 waktu setmpat. Kekinian, polisi antiteror bersenjata lengkap dan tim paramedis berada di lokasi.

Baca Juga: Kualitas Hidup Menurun Gara-Gara Kesepian

Saksi mata melaporkan, setidaknya tujuh orang terluka dalam penembakan itu tetapi kondisinya belum diketahui.

Sementara RTV Utrecht melaporkan, polisi sedang mencari mobil merah sehubungan dengan serangan itu.

Perdana Menteri Belanda Rutte mengatakan, situasinya "mengkhawatirkan" dan berencana untuk membentuk tim respons krisis.

Juru bicara kepolisian Joost Lanshage mengatakan, "Beberapa tembakan dilepaskan di trem dan beberapa orang terluka.”

RTV Utrecht mengutip seorang saksi mata yang mengatakan, dia melihat seorang wanita terbaring di tanah saat peristiwa itu terjadi.

Baca Juga: TKD Gresik Bantah Meminta Sumbangan Konsumsi untuk Kampanye

"Saya datang dari tempat kerja ketika itu terjadi. Saya berdiri di lampu lalu lintas dan melihat seorang wanita terbaring di tanah, saya pikir dia berusia antara 20 dan 35 tahun. Empat pria mendekati wanita itu, berusaha menyeretnya pergi. Kemudian saya mendengar bang-bang-bang, bunyi tembakan,” tutur saksi bernama Jimmy de Koster.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI