Suara.com - Dua mobil tangki milik PT Pertamina (Persero) yang dihadang dan dilarikan ke Istana Negara ternyata diduga hendak dipakai untuk berdemo oleh massa pengunjuk rasa yang menamakan dirinya Awak Mobil Tangki atau AMT di Taman Pandang, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).
Massa tersebut merupakan pendemo yang pernah nekat menerobos konvoi Presiden Joko Widodo pada 13 Februari 2019 lalu.
Awalnya, dua mobil tersebut ada di lokasi aksi, namun, kini mobil ada di dalam kawasan Monumen Nasional dan dalam pengawasan serta penjagaan polisi. Polisi sampai kini masih terus menyelidiki kejadian tersebut.
"Iya itu. Untuk tuntutan meraka (supaya bisa dipenuhi)," ucap Kapolsek Metro Gambir, Ajun Komisaris Besar Polisi Johannes Kindangen saat dikonfirmasi, Senin (18/3/2019).
Baca Juga: Polisi Amankan Dua Mobil Tangki Pertamina yang Dihadang
Hanya saja, Johannes tak merinci lebih jauh terkait aksi tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol. Harry Kurniawan mengatakan, bahwa saat ini dua truk tangki BBM itu telah ditemukan keberadaanya di depan Istana Negara.
"Sudah aman ya, saat ini masih proses nego," kata Harry saat dikonfirmasi.
Diketahui, dua mobil tangki berukuran 32 Kilo Liter (KL) berisi biosolar dalam kondisi penuh itu dihadang massa lalu dibawa mengarah ke Istana Negara.
“Kami telah menerima laporan adanya penghadangan dan perampasan mobil tangki yang sedang mengangkut biosolar. Kami sudah melapor pada aparat kepolisian,” kata Humas PT Pertamina Patra Niaga Ayulia.
Baca Juga: Mobil Tangki Pertamina Dibajak dan Dilarikan ke Depan Kantor Jokowi
Ayulia menambahkan, dua mobil tangki yang dihadang dan dilarikan itu masing-masing ber plat polisi B 9214 TFU dan B 9575 UU yang dikemudikan oleh Muslih bin Engkon dan Cepi Khaerul.
“Pak Cepi sudah diketahui keberadaannya dan sedang dalam perjalanan melaporkan ke Polda Metro Jaya,” jelas Ayulia.
Dijelaskannya, penghadangan dan perampasan itu terjadi saat mobil tangki akan mengirim biosolar tujuan SPBU area Tangerang.
Saat hendak memasuki pintu Tol Ancol, tiba-tiba ada sekelompok orang sekitar 10 orang turun dari sebuah mobil sejenis pick up mengambil alih kemudi sambil membentak-bentak sopir alias awak mobil tangki.
“Sopir atau awak mobil tangki itu diancam dan dipaksa turun. Mobil tangki dikuasai oleh kelompok Perampas yang mengatakan mereka akan menuju Istana Negara,” kata Ayulia.