Suara.com - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin tampaknya kurang puas dengan jawaban yang disampaikan pesaingnya, Sandiaga Uno saat membahas soal masalah pendidikan di acara debat ketiga Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Minggu (17/3/2019) malam ini. Bahkan, Ma'ruf Amin kembali mengulang pertanyaaan yang sama kepada Sandiaga lantaran dianggap gagal paham soal masalah yang disampaikan Maruf.
Awalnya, Maruf menyampaikan strategi apa yang akan dilakukan Sandiaga soal dana pendidikan yang digelontorkan pemerintah pusat ke seluruh daerah di Indonesia. Alih-alih menjawab soal dana pendidikan sebagaimana pertanyaan Maruf, cawapres nomor urut 02 itu malah menjelaskan soal kualitas para pendidik dan pembangunan karekter para anak-anak sebagai peserta didik.
"Selain daripada pembangunan infrastruktur, fokus kualitas guru, masa depan pendidikan kita lebih baik, kesejahteraan guru, yang belasan tahun, meraka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, belum mendapatkan status, PR (pekerjaan rumah) terbesar kita meningkatkan kualitas guru kita, kita pastikan kesejahteraan," kata Sandiaga.
Kemudian, Sandiaga juga berjanji bakal menghapus soal Ujian Nasional yang dianggap memberatkan para murid. Untuk mengganti solusi soal ujian tersebut, Sandiaga menggantikan soal program penelusuran minat dan bakat.
Baca Juga: TKN Jokowi - Maruf Amin Serang Janji Sandiaga Hapus UN: Konsep yang Absurd
"Kami akan menghapus ujian nasional (UN). Ujian nasional itu sangat ketidakadilan. Kita gantikan dengan penelusuran minat dan bakat, mereka akan mampu akan terarahkan sesuai dengan kemampuannya," terangnya.
Merasa jawabannya tak cocok dengan masalah yang diangkat, Ma'ruf kembali mengulang pertanyaanya seputar pemantuan aliran dana pendidikan yang dianggap masih menjadi masalah lantaran dianggap kurang mendapatkan pengawasan dari pemerintah.
"Yang kami maksud kan adalah instrumen dana pusat yang ditransfer ke daerah, 60 persen lebih itu ditransfer, sering kali menjadi kesulitan untuk memantau tentang belanja dan output, apakah efektif dan tepat saasaran, kini sering menjadi kritik ke pemerintah pusat," kata dia.
"Maka saya usulkan, MPD, neraca dan, data pokok pendidikan, kedua instrumen itu bisa memantau dana transfer pusat ke daerah."
Terkait pertanyaan itu, Sandiaga menjawab yang tampaknya masih dianggap kurang pas oleh Maruf.
Baca Juga: Terangkan Sedekah Putih, Sandiaga: Susu Mpok Nur Asia Cuma sampai 6 Bulan
"Memang kita lihat insrtrumen itu bisa pantau, kalu kita melihat instrumen, kita tak bisa mencarikan solusi kepada masyarakat," jawab Sandiaga.