Bencana ini mengakibarkan 10 orang meninggal, yang terdiri dari 8 orang disebabkan karena tanah longsor dari Kecamatan Mbeliling dan 2 orang meninggal terbawa arus banjir dari Kecamatan Pacar.
Warga terdampak banjir sebanyak 977 KK/2.234 jiwa. Dari jumlah tersebut, 488 jiwa mengungsi ke Kantor Bupati Mabar. Warga terdampak longsor, 90 KK/593 jiwa mengungsi di Kampung Melo dan Ceko Nobo.
Total warga terdampak 1.067 KK/2.827 jiwa dan total pengungsi 1.081 jiwa.
Banjir dan tanah longsor juga menyebabkan rumah rusak 12 unit, rumah hanyut 7 unit, rumah tertimbun longsor 2 unit, jembatan rusak 4 unit, jalan putus 2 titik dan timbunan longsor di 11 titik, sementara jaringan listrik di Kecamatan Mbeliling terputus.
Baca Juga: Kemensos Pastikan Regulasi Tak Akan Hambat Layanan pada Disabilitas
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos), Harry Hikmat, yang turut dalam kunjungan Mensos di Bandung, yang didampingi Karo Humas, Sonny W Manalu, menambahkan, pada awal penanganan bencana tim mengalami beberapa tantangan di lapangan, diantaranya terputusnya akses transportasi Trans Flores yang menghubungkan Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.
Hal ini menyebabkan tim logistik harus berjibaku di medan yang berat, agar logistik bantuan bisa segera sampai ke masyarakat. Ia menjelaskan, status tanggap darurat ditetapkan pada 8 - 22 Maret 2019, berdasarkan keputusan Bupati Manggarai Barat No.61/kep/HK/2019 tentang penetapan status keadaan darurat bencana banjir, longsor dan naiknya permukaan air laut Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam masa tanggap darurat ini, lanjutnya, tim telah melakukan koordinasi dengan stakeholder kebencanaan, mendorong berdirinya dapur umum dan posko pengungsian, melakukan asesmen korban bencana, dan memberikan LDP.
Posko induk penanganan bencana banjir dan tanah longsor berada di Kantor Bupati Manggarai Barat. Di posko induk, terdapat dapur umum yang dilakukan oleh Tagana Kabupaten Manggarai Barat, dengan tim yang dimiliki sebanyak 30 personel dan didukung oleh Tagana Provinsi NTT dengan tim sebanyak 11 personel.
"Setiap hari, dapur umum memasak nasi sebanyak 750 porsi untuk pengungsi di pos pengungsian aula Kabupaten Manggarai Barat dan pekerja di lapangan, seperti tim PLN yang memperbaiki jaringan listrik, tim PUPR yang membuka akses jalan, dan TIM BPBD," terang Dirjen.
Baca Juga: Kemensos Raih Predikat Baik dalam Pengawasan Kearsipan 2018
Posko LDP melekat dengan dapur umum di Posko Induk Kantor Bupati Manggarai Barat. LDP dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya pendampingan kepada para penyintas di pos pengungsian dilakukan untuk para penyintas dari kelompok rentan.