John menangisi kematian putranya yang baru berusia 14 tahun, Sayyad Milne. Ia menjadi salah satu korban tewas dalam pembantaian di Masjid Al Noor.
Sayyad Milne, seperti siswa Muslim lainnya, dibebaskan dari belajar di kelas setiap Jumat untuk salat. Ia terbiasa Jumatan di Masjid Al Noor.
Sang ayah menuturkan, belum mendapat informasi resmi tentang kematian anaknya dari pejabat setempat.
“Tapi aku tahu dia terbunuh. Aku melihat dalam rekaman live si pembunuh keji itu. Saat dia membantai putraku. Aku melihat putraku berdarah di lantai masjid,” tuturnya.
Baca Juga: Kota Surabaya akan Tambah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
John juga mendapat informasi dari jemaah yang selamat bahwa putranya meninggal dalam masjid itu.
“Jemaah itu mengatakan kesaksiannya, betapa beraninya putraku. Aku sedih, sulit melihat anakku dibantai. Tapi aku bangga terhadap prajurit kecilku. Aku tahu di mana di berada kini. Aku tahua dia dalam damai.”
Setelah Maut Tak Menjemput di Suriah
Khaled Mustafa terpaksa mengubur dalam-dalam impian indah agar keluarganya bisa hidup bahagia di Selandia Baru, setelah susah payah keluar dari Suriah yang dilanda peperangan melawan teroris ISIS.
Khaled, bersama dua putranya yang kecil-kecil, yani Hamza (14) dan Zaid (13), menjadi korban penembakan di Masjid Al Noor.
Baca Juga: Banderol Nyawa Jaksa Rp 10 Juta, Ini Kisah Pembunuh Bayaran Suruhan Napi
Khaled dan Hamza meninggal dunia. Sementara Zaid harus menjalani operasi selama enam jam dan belum tahu sang ayah dan saudara lelaki tercintahnya telah tiada.