Brenton Harrison Tarrant—lelaki Neo-Nazi—yang menjadi tersangka penembakan itu memuntahkan begitu banyak peluru tanpa sempat berkata-kata.
“Orang-orang sedang salat, orang-orang salat di masjid mereka. Mereka tertembak dari belakang. Ini bukan . . . ini bukan yang dilakukan manusia. ”
Sedikitnya 50 orang tewas pada penembakan massal di dua masjid Christchurch. Brenton Harrison Tarrant, sang pelaku, masih berusia 28 tahun.
Secara bergelora sembari meneteng senapan serbu yang dipenuhi tulisan slogan Neo-Nazi miliknya, Brenton membunuh 31 jemaah Masjid Al Noor dan 7 lainnya di Masjid Linwood. Sisa korban lainnya tewas di rumah sakit.
Baca Juga: Kota Surabaya akan Tambah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Para pejabat belum merilis 50 nama korban, tetapi teman-teman dan anggota keluarga perlahan-lahan mulai mengidentifikasi orang-orang yang dicintai dan tewas di masjid.
Dalam daftar korban tewas Brenton, termasuk pengungsi dan imigran dari sejumlah negara, siswa sekolah menengah, balita, akademisi, dan pemimpin organisasi muslim setempat.
Pejabat pemerintah telah mengonfirmasi bahwa setidaknya enam warga Pakistan, empat Yordania dan empat Mesir termasuk di antara yang tewas.
Kedutaan Besar Saudi mengonfirmasi dua warganya terluka. Sementara orang Indonesia, satu tewas dan satu masih dalam perawatan.
Kematian Prajurit Kecil
Baca Juga: Banderol Nyawa Jaksa Rp 10 Juta, Ini Kisah Pembunuh Bayaran Suruhan Napi
“Prajurit kecilku mati sahid, oh ya Allah, terimalah dia, prajurit kecilku yang pemberani,” ratap John Milne kepada New Zealand Herald.