Suara.com - Visi misi Jokowi - Maruf Amin bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan kebudayaan akan dipaparkan di debat ketiga antara Calon Wakil Presiden Maruf Amin dan Sandiaga Uno, Minggu (16/3/2019). Debat Pilpres ketiga antar cawapres ini akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta malam ini.
Visi misi Jokowi - Maruf Amin bertajuk Meneruskan Jalan Perubahan Untuk Indonesia Maju: Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Berikut daftar visi misi Jokowi - Maruf Amin bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan kebudayaan.
Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa
Negara berkewajiban untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional. Manusia Indonesia yang ingin kita bangun bukan hanya manusia yang produktif, unggul, dan berdaya saing, tapi juga manusia Indonesia yang berkarakter dan memiliki kepribadian bangsa sesuai dengan Pancasila, berakhlak mulia, dan memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika.
Baca Juga: Komnas HAM Bedah Visi Misi Jokowi - Maruf Amin Hari Ini
Pembinaan Ideologi Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Kita ingin Pancasila menjadi ideologi yang bekerja, yang dapat diimplementasikan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembinaan Ideologi Pancasila dilakukan dalam kerangka sistem dengan metode yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi muda.
-Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
- Menerapkan standardisasi materi dan metode pembelajaran Pancasila dalam sistem pendidikan dan pelatihan yang direkomendasikan BPIP.
- Mengevaluasi dan membaharui peraturan perundangundangan yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Revitalisasi Revolusi Mental
Perubahan mental karakter bangsa dari mental karakter yang negatif ke mental karakter yang positif harus menjadi strategi pembangunan manusia dan kebudayaan yang terus-menerus diinternalisasi dalam sistem pembangunan, sehingga menjadi sistemik serta mengalami pembudayaan dalam perilaku seharihari.
- Revolusi Mental dalam sistem pendidikan, dengan menekankan nilai-nilai integritas, etos kerja, gotong royong, dan budi pekerti dalam pembelajaran.
- Revolusi Mental dalam tata kelola pemerintahan dengan pembudayaan nilai-nilai transparansi dan akuntabilitas.
- Revolusi Mental dalam sistem sosial dengan pembudayaan nilai-nilai luhur bangsa dalam institusi keluarga dan interaksi antarwarga.
Restorasi Toleransi dan Kerukunan Sosial
Baca Juga: Endus Pelanggaran Pidato Visi Misi Capres, Bawaslu Terkendala KPU
Perbedaan dalam kemajemukan bukan menjadi sumber masalah jika diikat oleh Ketunggal-ikaan, sebagai sesama saudara sebangsa setanah air. Untuk itu, semangat toleransi, kerukunan, dan persaudaraan perlu ditumbuhkan melalui:
- Memperkuat moderasi (Wasathiyyah) sebagai karakter beragama bangsa Indonesia.
- Memperkuat modal sosial yang hidup dalam masyarakat, yaitu menumbuhkan semangat gotong royong, musyawarah, dan kebhinekaan.
- Memperkuat Forum Kerukunan Umat Beragama sebagai penjaga toleransi dan mediator masalah antaragama.
- Meningkatkan kesetiakawanan sosial antarwarga dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama, serta dalam penanganan bencana.