Selain itu, Dani juga membenarkan memang sebagain besar yang melakukan mesum di bioskop tersebut justru pasangan laki-laki sesama jenis. Kebanyakan yang dipergoki oleh petugas kemanan justru pasangan sesama jenis tersebut.
“Ya kebanyakan itu lah istilahnya ‘gay’ di situ 80 persen lah,” ungkapnya.
Meski begitu, Dani menyangkal jika bioskop Grand Theater dan Mulia Agung Theater disebut sebagai bioskop yang dikenal kerap memutar film-film erotik. Dia juga menegaskan, ditutupnya bioskop tersebut tidak ada keterkaitannya dengan itu. Dani mengungkapkan salah satu faktor ditutupnya bioskop lantaran memang sudah sepi penonton dan banyaknya pesaingan antara perusahaan bioskop serta sulitnya memperoleh film roll.
“Itu yang disebut ‘esek-eske’ itu namanya juga sorotan. Kalau menurut saya, kita harus menghargai sebuah karya film. Menurut saya film nggak ada apa-apanya lah kalau disebut ‘esek esek, karena sebuah produksi film sebelum masuk bioskop juga sudah ada lembaga sensor, paling sebatas ciuman-ciuman lah romantis kalau ‘esek-esek’ itu mah nggak ada,” kata Dani.
Baca Juga: Aksi Bapak-bapak Merokok di Bioskop Ini Bikin Kesal Warganet