FACE of JAKARTA: Hikayat Proyeksionis Terakhir Bioskop Senen

Sabtu, 16 Maret 2019 | 07:10 WIB
FACE of JAKARTA: Hikayat Proyeksionis Terakhir Bioskop Senen
Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain itu, Dani juga mengungkapkan masih menyimpan beberapa poster dan roll film. Beberapa roll film yang masih di simpan Dani di antaranya film berjudul "Jamila dan Sang Presiden", "Benyamin Biang Kerok", dan "Cintaku di Rumah Susun". Dani mengatakan beberapa roll film lainnya terpaksa dijual kepada kolektor untuk menutupi kebutuhan makannya. Satu roll film Dani mengaku biasa menjual sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu.

Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)
Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)

“Naah ini film Jamilah dan Sang Presiden yang main Atiqah Hasiholan kalau sutradaranya Ratna Sarumpaet ibunya, yang hoaks itu,” tutur Dani sambil tertawa.

Lebih lanjut, Dani pun mengajak Suara.com untuk menyusuri ­gedung bioskop Grand Theater. Gedung tersebut tampak kumuh dan berdebu. Pada bagian lobi bioskop terdapat beberapa mesin ATM yang telah tidak berfungsi diletakan di depan loket pembelian tiket. Di atas dinding loket tersebut juga tertulis jadwal pemutaran film yang dimulai pukul 15.00 -17.00 WIB dan 19.00-21.00 WIB.

Kemudian, Dani pun mengajak memasuki ruang studio Grand Theater 1. Saat membuka pintu studio tersebut ruangan tersebut tampak gelap dan berdebu. Nafas pun terasa begitu sesak. Beberapa kursi penonton tampak rusak. Selain itu, bangunan di studio tersebut pun sebagain sudah tampak keropos, beberapa kayu dan material rerentuhan bangunan tampak berserakan. Sementara itu, puluhan mesin ATM rusak juga tersimpan di studio yang mampu menampung penonton hingga 1.500 orang itu.

Baca Juga: Aksi Bapak-bapak Merokok di Bioskop Ini Bikin Kesal Warganet

“Sekarang studio ini jadi gudang buat nyimpen mesin ATM sama pemilik gedung,” ungkapnya.

Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)
Bioskop Senen, Grand Theater dan Mulia Agung Theater. (Suara.com/Yasir)

Setelah itu, Dani pun mengajak ke sebuah ruangan proyektor Grand Theater 1 tempat dirinya bekerja saat bioskop tersebut masih beroperasi. Letak ruangan tersebut berada di atas bangku penonton paling belakang. Untuk menuju ruangan tersebut harus menaiki beberapa anak tangga yang telah keropos, berdebu dan tampak kumuh. Disana terdapat dua mesin proyektor berukuran besar yang telah rusak dan berkarat.

Di ruang proyektor tersebut terdapat lubang berukuran sekitar 40x40 cm. Lubang tersebut diergunakan Dani untuk memantau saat berjalannya pemutaran film.

“Nah inilah akhir daripada kondisi bioskop Grand Theater sekarang begini keadaanya, yang dulunya bioskop ini pernah berjaya tahun 60 dan 80-an,” tutupnya.

Baca Juga: Curhat Warganet Pergoki Sejoli Mesum di Bioskop, Kesaksian Lain Lebih Parah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI