Tanggapi Pernyataan Agum Gumelar, SBY: Saya Malu Bertengkar Depan Publik

Jum'at, 15 Maret 2019 | 11:56 WIB
Tanggapi Pernyataan Agum Gumelar, SBY: Saya Malu Bertengkar Depan Publik
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespon pernyataan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar soal pemecatan Prabowo Subianto dari jabatannya di militer.

Hanya saja, SBY memilih untuk tidak membalas cuitan Agum yang disebutnya telah melakukan pembunuhan karakter.

SBY merasa malu apabila harus menanggapi dan ribut dengan Agum di depan publik. Apalagi kini kondisi bangsa sedang dipanaskan dengan urusan politik menjelang Pemilu 2019.

"Tentu saja saya sangat bisa menjawab dan melawan "pembunuhan karakter" dari pak Agum Gumelar terhadap saya tersebut," kata SBY melalui surat yang ditulisnya di Singapura, Jumat (15/3/2019).

Baca Juga: KPK Pinjam Ruangan di Polda Jatim untuk Periksa Romahurmuziy

"Tetapi tidak perlu saya lakukan, karena saya pikir tidak tepat dan tidak bijaksana. Saya malu kalau harus bertengkar di depan publik. Apalagi saat ini situasi sosial dan politik makin panas," sambungnya.

SBY enggan kalau pernyataan yang sempat dilontarkan Agum Gumelar terhadapnya malah dibalas dengan amarah dan merusak suasana Pemilu 2019. Ia enggan merusak suasana Pemilu 2019 dengan sikapnya yang tidak bijaksana apabila ingin membalas Agum.

"Terus terang saya khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan di negeri ini, kalau kita semua, utamanya para pemimpin dan elit tidak pandai dan tidak arif dalam mengelolanya?," ujarnya.

SBY juga menilai meskipun Agum kini menjabat sebagai Wantimpres yang notabene dekat dengan Jokowi, SBY yakin kalau apa yang dilontarkan Agum itu tidak ada hubungannya dengan Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi. Dirinya meyakinkan kalau hubungannya dengan Jokowi sangat baik meskipun kini harus berseberangan dalam urusan Pilpres 2019.

"Saya juga meyakini, bahwa meskipun sebagai anggota Wantimpres mungkin pak Agum Gumelar sangat dekat dengan pak Jokowi, salah satu capres kita, belum tentu kata-kata pak Agum itu sepengetahuan atau apalagi atas permintaan pak Jokowi," tuturnya.

Baca Juga: Mengerikan, Penembakan Masjid di Selandia Baru Disiarkan Langsung Pelaku

"Sebab, di antara kami, pak Jokowi dan saya, berada dalam sikap dan posisi untuk saling menghormati. Secara sosial dan politik, sikap kami ini tentunya baik agar situasi nasional tetap teduh. Secara moral pun memang harus demikian," pungkasnya.

Untuk diketahui, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar mengungkap Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY ikut tanda tangan pemecatan Prabowo Subianto di tahun 1998 dari karier militer karena tuduhan penculikan aktivis. SBY pernah menjadi salah satu petinggi TNI yang tergabung dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

Hal itu diungkapkan oleh Agum dalam suatu diskusi yang diabadikan dalam video dan diunggah di akun Facebook KataKita. Dalam video itu, Agum mengakui bahwa Prabowo sudah terbukti melakukan pelanggaran HAM berat sehingga dipecat dari satuan militer.

"Tanda tangan semua, Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan yang walaupun saat ini saya heran ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah mendukung. Nah itu, nggak punya prinsip itu orang," ungkap Agum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI