Suara.com - Mabes Polri menilai, kaum perempuan kekinian mulai dilibatkan kelompok teroris di Indonesia untuk melakukan aksi amaliah atau bom bunuh diri secara sendiri-sendiri alias Lone Wolf.
Termutakhir, Solimah—istri terduga teroris Abu Hamzah—memilih meledakkan diri bersama seorang balitanya ketimbang menyerah, ketika dikepung aparat kepolisian di rumahnya, Sibolga, Sumatera Utara, Rabu (13/3/2019).
Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, fenomena perempuan teroris baru muncul di Indonesia pascateror bom bunuh diri di Surabaya tahun 2018.
Sementara di sejumlah negara, kata Dedi, kaum perempuan sudah lama dilibatkan kelompok teroris. Hal itu terutama dilakukan oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS, juga di Afghanistan.
Baca Juga: PDIP ke PSI: Menjelek-jelekkan Partai Lain Tak Dongkrak Elektabilitas
"Tapi kasus Indonesia, fenomena itu mulai ada sejak teror bom Surabaya. Fenomena ini sudah mulai terbaca oleh Densus 88, seperti kejadian di Sibolga," kata Dedi di Divisi Humas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019).
Dedi mengungkapkan, kelompok teroris sengaja menyasar kaum perempuan karena lebih militan dan kuat kalau sudah terpapar paham radikalis.
Hal itu seperti yang diakui Abu Hamzah. Terduga teroris itu mengakui, istrinya Solimah justru lebih militan ketimbang dirinya.
"AH berulang kali membujuk istrinya untuk menyerahkan diri akan tetapi gagal. AH sendiri menyampaikan ke penyidik 'saya tidak begitu yakin untuk bisa meyakinkan istri saya menyerahkan diri. Karena pemahaman ajaran kepada istri saya jauh lebih keras dibanding saya sendiri'. Oleh karenanya, terjadi peledakan bom bunuh diri," ungkapnya.
Maka dari itu, Dedi meminta masyarakat turut berperan aktif dalam memberantas terorisme.
Baca Juga: 5 Aktor Korea Ini Pilih Jurusan Tak Terduga, Ada yang Sarjana Fisika
"Ini perlu kita cermati, imbau seluruh masyarakat memerangi terorisme musuh bersama, musuh bangsa ini," tutupnya.