BPN: Sandiaga Akan Bertarung Dengan Politisi Ulung, Bukan Ulama di Debat

Kamis, 14 Maret 2019 | 17:12 WIB
BPN: Sandiaga Akan Bertarung Dengan Politisi Ulung, Bukan Ulama di Debat
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade (kemeja putih) saat diskusi bertajuk Ngopi Bareng Dari Seberang Istana 'Siapa Berani Mendebat Ulama'. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengatakan debat ketiga Pilpres 2019 akan mempertemukan politisi senior dan politisi muda. Politikus senior yang dimaksud Andre adalah Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan politikus muda Sandiaga Uno.

Andre menerangkan, sebelum Maruf Amin dikenal masyarakat sebagai ulama dan Ketua MUI nonaktif, ternyata Ma'ruf Amin memiliki rekam jejak politik yang panjang. Andre menyebutkan awal mula perjalanan politik Maruf Amin dimulai saat menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari utusan golongan periode 1972 sampai 1973.

"Artinya apa? Kyai Ma'ruf jauh lebih politisi dari Sandiaga Uno, beliau politisi ulung," kata Andre dalam diskusi Ngopi Bareng Dari Seberang Istana 'Siapa Berani Mendebat Ulama' di Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019)

Selain itu, Ma'ruf Amin juga pernah menjadi anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan pada 1973 sampai 1977. Tak berhenti di situ, Maruf Amin lanjut menjadi anggota DPRD Jakarta dari PPP dan juga pernah menjadi anggota MPR RI dari PKB periode 1997 sampai 1999, serta pernah menjadi anggota Watimpres periode 2007 sampai 2014.

Baca Juga: Pertamina Kerjasama Penyediaan BBM dengan 6 BUMN

Cawapres Sandiaga Uno sungkem ke rivalnya Maruf Amin menjelang debat Pilpres 2019 putaran pertama. (Foto  Instagram @sandiuno)
Cawapres Sandiaga Uno sungkem ke rivalnya Maruf Amin menjelang debat Pilpres 2019 putaran pertama. (Foto Instagram @sandiuno)

Menurutnya, pengalaman yang dimiliki Ma'ruf sebagai politisi senior menjadi alasan mengapa Jokowi akhirnya memilih Ma'ruf Amin menjadi cawapresnya ketimbang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Padahal kata dia, Mahfud MD sebelumnya sempat dikabarkan sudah terpilih menjadi bakal cawapres Jokowi.

"Karena kita nonton di berbagai media perdebatan waktu awal-awal Kyai Maruf menjadi cawapres, karena kemampuan politisinya Kyai Maruf lah beliau menjadi calon wakil presidennya pak Jokowi menyingkirkan profesor Mahfud MD," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI