Katimun, Biang Kerok Isu Kiamat Kini Diburu Polisi

Kamis, 14 Maret 2019 | 16:07 WIB
Katimun, Biang Kerok Isu Kiamat Kini Diburu Polisi
Warga Ponorogo mendadak pindah ke Malang karena isu akan kiamat di daerahnya. (BeritaJatim)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi sedang memburu warga bernama Katimun yang diduga menjadi dalang di balik isu kiamat yang melanda di Desa Watu Bonang Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sejak mencuatnya isu akhir zaman itu, sebanyak 52 warga di desa terpaksa eksodus ke daerah lain.

Kapolres Ponorogo, AKBP Radiant menyampaikan jika isu kiamat bakal datang di Desa Watu Bonang itu bukan disebarkan dari pihak Pondok Pesantren di Kecamatan Kesambon Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Masyarakat itu tahunya dari koordinator di Desa Watu Bonang bernama Katimun. Bukan dari Pondok Pesantrennya yang di Malang," kata Radiant seperti dikutip Beritajatim.com, Kamis (14/3/2019).

Namun demikian, Radiant mengakui jika puluhan warga di Desa Watu Bonang memilih pergi ke pesantren tersebut. Mereka dimungkinkan meninggalkan Desa sejak sebulan yang lalu, hingga rombongan terakhir pada Sabtu (9/3/2019) lalu. Pergi ke salah satu pondok pesantren di Kecamatan Kesambon Kabupaten Malang.

Baca Juga: Tersandung Kasus Narkoba, Zul Zivilia Minta Maaf ke Keluarga dan Penggemar

“Kami intinya memang membenarkan sebagian warga Desa Watu Bonang pergi ke salah satu pondok pesantren di Malang," kata dia.

Lebih lanjut, Radiant mengatakan, sejak isu itu mencuat, para warga bahkan terpaksa menjual aset-asetnya di Desa Watu Bonang. Dia menduga, mereka sengaja menjual aset yang dimilikinya itu untuk bertahan hidup selama tinggal di ponpes tersebut.

"Mungkin itu alasannya mereka menjual asetnya,” kata dia.

Radiant juga menyampaikan, masih mendata warga di desa tersebut yang kini memilih menetap di sekitar ponpes di Malang. Berdasarkan keterangan sementara, warga Ponorogo yang ada di Pondok tersebut berjumlah 42 orang. Sedangkan warga yang minggat dari desa itu mencapai 52 orang.

"Ini masih akan dikonfirmasi kebenarannya. Apakah 52 orang itu semuanya pergi ke Malang atau tidak," katanya.

Baca Juga: Kasus Suap DAK Kebumen, Taufik Kurniawan Akan Disidang di Semarang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI