Suara.com - Ketua Umum PPP Romahurmuziy menegaskan, massa terlarang HTI dan Gerakan Reformis Islam (GARIS) berada di belakang pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Jadi ini bukan tuduhan, tapi ini berdasarkan pernyataan dari ex-jubir HTI sendiri, Ismail Yusanto," ujarnya kepada wartawan usai memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada pegawai di lingkungan Kementerian agama, di Blitar, Kamis (14/3/2019).
Anggota dewan penasehat TKN Jokowi - Ma'ruf ini meuturkan, ormas GARIS yang disebut berada di belakang pasangan Prabowo - Sandiaga itu bukan hanya sebuah tuduhan tapi pernyataan yang didasarkan pada fakta.
"Kita lihat kenyataannya bahwa Pak Prabowo menaiki mobil milik salah satu pimpinan ormas Garis," tegasnya.
Baca Juga: Industri Farmasi Indonesia Rambah Pasar Internasional
Diketahui, Prabowo menggunakan Toyota Vellfire berwarna hitam dengan nomor polisi B 264 RIS saat mengunjungi beberapa daerah di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Belakangan diketahui kendaraan itu dipinjamkan Chep Hernawan, Ketua GARIS dan mengaku eks donatur ISIS.
Politikus yang akrab disapa Romy ini menuturkan, terait pernyataan Cawapres Sandiaga Uno yang mengaku tidak kenal dengan ulama-ulama eks-HTI dan Garis, Romy menilai hal tersebut bisa saja berbeda dengan kenyataan.
"Pengakuan bisa saja berbeda dengan kenyataan. Kita lihat kenyataannya menyatakan sebaliknya," kata Romy.
Lebih jauh dia mengatakan, kelompok eks-HTI ada sudah berada sejak awal di belakang gerakan 2019 ganti presiden. Selain itu, mereka juga yang hadir pada ijtima' ulama 212.
"Benderanya semua di sana (acara ijtima ulama). Dan hari ini sudah berubah menjadi komunitas Royyatul Islam yang menggunakan bendera Arrayah dan Alliwa yang merupakan bendera Baginda Nabi," kata dia.
Baca Juga: Blusukan di Pangkal Pinang, Jokowi Bagi-bagi 2.500 Sertifikat Tanah
Menuurt Romy, salah satu pimpinan ormas Garis turut membiayai pemberangkatan orang-orang dari Indonesia untuk bergabung dengan ISIS di Syria beberapa waktu lalu.