Geger Kiamat Sudah Dekat, Siswa SD Bolos Sekolah Eksodus ke Malang

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 14 Maret 2019 | 09:34 WIB
Geger Kiamat Sudah Dekat, Siswa SD Bolos Sekolah Eksodus ke Malang
Warga Ponorogo mendadak pindah ke Malang karena isu akan kiamat di daerahnya. (BeritaJatim)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar menghebohkan datang dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sedikitnya 52 warga atau 16 KK di Desa Watu Bonang, Kecamatan Bagedan, Ponorogo ramai-ramai eksodus ke Malang. Puluhan warga itu percaya kiamat sudah dekat.

Aparat pemerintah desa Watu Bonang sempat dibuat kaget akan aksi eksodus puluhan warganya itu. Bahkan sejumlah guru SDN 2 Watu Bonang juga dibuat kaget, karena banyak siswanya yang bolos sekolah karena ikut orang tua mereka eksodus ke Malang, Jawa Timur.

Tercatat sedikitnya ada 10 orang siswa di sekolah itu yang sampai saat ini tidak masuk sekolah. Diduga mereka ke ikut dibawa orang tuanya ke Malang

"Mereka ikut orang tuanya yang eksodus ke Malang," kata salah seorang guru di SDN 2 Watu Bonang, Taman, seperti dikutip dari Beritajatim.com, Kamis (14/3/2019).

Baca Juga: BPJSTK Siap Tanggung 88 Jenis Penyakit Akibat Kerja

Taman mengungkapkan, pihak sekolah sebelumnya juga tidak diberi tahu alasan absainnya sejumlah siswa SDN 2 Watu Bonang oleh orang tua. Tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Kami tahunya malah dari masyarakat, kalau 10 siswa itu orang tuanya pergi ke Malang," ujar dia.

Atas peristiwa itu, Taman sangat menyayangkan dengan keputusan orang tua siswa yang tidak pamit kepada sekolah.

"Setidaknya kalau pamit ke sekolah, kami bisa buatkan surat pindah. Jadi mereka bisa sekolah di tempatnya yang baru," ujarnya lagi.

Apalagi, kata Taman, dari 10 siswa itu ada 3 orang siswa yang sudah kelas 6. Di mana mereka sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional.

"Kalau lama tidak masuk, ya terancam tidak bisa mengikuti ujian," imbuh dia.

Baca Juga: 8 Orang Tewas Dalam Insiden Penembakan Sekolah Dasar di Brasil

Jual Rumah dan Tanah

Sebanyak 52 warga atau 16 kepala keluarga di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, melakukan eksodus ke daerah Malang, gara-gara terindoktrinasi mengenai kiamat sudah dekat. [Facebook]
Sebanyak 52 warga atau 16 kepala keluarga di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, melakukan eksodus ke daerah Malang, gara-gara terindoktrinasi mengenai kiamat sudah dekat. [Facebook]

Tak hanya sekedar eksodus saja, puluhan warga di Desa Watu Bonang itu juga diketahui telah menjual rumah dan tanah mereka. Diketahui, puluhan warga itu berencana memperdalam ilmu sekte di Malang yang juga menubuatkan kiamat nantinya kali pertama melanda Desa Watubonang.

Hal tersebut terungkap setelah warganet bernama Rizki Ahmad Ridho mengunggah tulisan mengenai hal tersebut di laman komunitas Info Cegatan Warga Ponorogo (ICWP).

'Seng omahe watu bonang enek ora jarene lemah podo di dol gek pindah neng malang kae kronologine pie. Seng 2 kerungu-kerungu jarene kenek doktrin seng kiamat disek dewe daerah kono gek jarene neh kui gae jaket MUSA AS. Kui aliran opo lurrr. Samarku mbat brawek neg daera-daerah lio

Artinya, “Kalian yang rumahnya di Desa Watubonang ada atau tidak? Katanya tanah di Watubonang dijual, lalu pindah ke Malang. Kronologinya bagaimana? Yang dua katanya dapat doktrin kiamat paling dulu di daerah Watubonang. Katanya lagi mereka pergi pakai jaket Musa AS. Aliran apa itu? Kahawatir menyebar.”

Dalam kolom komentar, sejumlah warganet asal Ponorogo mengakui adanya fenomena tersebut.

Ada juga di tempat saya. Mobil, motor, sapi, semua dijual. Katanya 4 tahun lagi mau kiamat. Orangtua, anak dan istri dibawa ke Malang, katanya mau ibadah,” tulis warganet Muhtar Tatung.

Hal yang sama juga dikatakan warganet bernama Dani Putra Hato.

Ada juga di daerah saya yang jual rumah dan semuanya, ikut gila pergi ke Malang.”

Kepala Dusun Krajan Desa Watu Bonang, Sogi (40) membenarkan informasi yang menyebutkan banyak warga setempat pergi ke Malang.

Sogi mengungkapkan, sedikitnya ada 16 keluarga yang pergi dari desa tersebut.

"Mereka perginya tidak bersamaan, mulainya sudah sebulan yang lalu," katanya di rumahnya, Rabu (13/3/2019).

Sogi mengungkapkan tidak semua warga yang pergi ke Malang tersebut menjual rumah maupun tanah mereka. Hanya ada tiga keluarga yang menjual untuk biaya pergi ke Malang.

Berdasarkan informasi yang didapat Sogi, kebanyakan warga yang ke Malang hanya bilang hendak menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren di daerah Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI